Page 49 - Toponim Magelang
P. 49

Toponim Kota Magelang     37











                     3. Pajangan


                     Selain Sokerten atau Sekerten, nama  kampung  lain  yang menunjukkan identifikasi
                     dengan perpindahan dan pemukiman kelompok daerah tertentu adalah  Pajangan.
                     Nama  ini menyiratkan konotasi Pajang, yang merujuk pada  suatu daerah di dekat
                     Surakarta.  Apabila  relevansi ini bisa dibuktikan, diduga kampung ini merupakan
                     tempat tinggal orang-orang yang datang dari daerah Pajang sewaktu Magelang berada
                     di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Atau, memang orang-orang itu datang di era
                     kekuasaan kolonial.

                     Namun ada juga konotasi yang menyebutkan nama kampung ini sebagai pajang, atau
                     memamerkan. Diduga bahwa penduduk di tempat ini di masa lalu sering memamerkan
                     barang dagangan untuk dijual kepada masyarakat umum, dan mereka menyebutnya
                     sebagai tempat pamer  (pajangan). Dua analisis  di muka menyiratkan bahwa orang
                     Pajang  yang datang  ke Kota  Magelang  adalah  pengrajin  kain  batik. Sebab, tempat
                     yang mereka tinggali, yaitu Laweyan.  Ketika datang dan menjual kainnya, mereka
                                                      7
                     memamerkan atau menjajakan di depan rumah (pajang) sehingga dari situ melahirkan
                     sebutan Pajangan.




















                  Sumber: https://www.google.com/maps





                                                                                                Lokasi Kampung
                                                                                                Pajangan

                     7   Naniek  Widayati.  Settlement  of  Batik  Entrepreneurs  in  Surakarta.  (Yogyakarta:  Gadjah  Mada
                     University Press, 2004). hlm. 36; Ketenaran daerah Laweyan sebagai produsen batik sudah ada sejak
                     pertengahan abad XVIII.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54