Page 7 - Toponim Magelang
P. 7
Toponim Kota Magelang vii
masing lokasi diberi nama sesuai dengan fungsi dan kekhasannya, seperti Kebon Polo,
Plenkung, dan seterusnya. Sebutan tersebut tentu secara tersirat juga merekam waktu,
kejadian, dan fungsional suatu tempat sebagai penanda.
Selain nama tempat di Kota Megelang, beberapa bangunan kolonial turut meramaikan
monument-monumen sejarah Kota Magelang, salah satunya Rumah Residen Kedu.
Lokasi dan bangunan bersejarah ini menjadi mashur tidak saja karena pernah terjadi
peristiwa bersejarah berakhirnya “Perang Jawa”, namun juga tercatat dalam sejarah seni
Indonesia, ketika pelukis Raden Saleh pada tahun 1857 merekam peristiwa dan tokoh
sejarah “Perang Jawa” dalam lukisan Penangkapan Diponegoro. Pangeran Diponegoro
terlihat bersama keluarga dan pengikutnya berhadapan dengan Letnan Jenderal
Hendrik Merkus de Kock di teras Pendopo Karesidenan Kedu.
Lukisan kisah yang sama juga dibuat Nicolaas Pieneman dalam sudut pandang yang
berbeda, yakni Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock. Dua
lukisan peristiwa sejarah yang sama, namun mempunyai dimensi cara pandang berbeda
keterpihakan antara kaum yang dijajah dengan keterpihakan pada penjajah.
Gambaran peristiwa dan tokoh sejarah yang terjadi di Kota Magelang, menunjukkan
betapa Kota Magelang dari masa ke masa telah memberi andil yang besar dalam
perjalanan sejarah nasional. Jejak sejarah tersebut sampai saat ini masih terekam dalam
toponim di Kota Magelang. Sejarah Toponim di Kota Magelang sampai sekarang masih
bertahan dan digunakan sebagai penanda oleh masyarakat, namun sebagian tempat
telah berganti dengan nama baru.
Memandang pentingnya merawat nilai-nilai kesajarahan Kota Magelang, Direktorat
Sejarah menerbitkan buku sejarah Toponim Kota Magelang. Akhirnya selamat membaca,
semoga dengan terbitnya Sejarah Toponim Kota Magelang dapat memberi nilai tambah
khasanah kesejarahan khususnya bagi Kota Magelang.
Jakarta, November 2018
Direktur Sejarah
Triana Wulandari