Page 93 - Toponim Magelang
P. 93

Toponim Kota Magelang     81











                     4. Meteseh Krajan


                     Dalam  konteks ruang dan waktu, Kampung  Meteseh  Krajan  bisa dibilang sebagai
                     area hunian berumur tua di telatah Magelang. Kenyataan ini didasari oleh keterangan
                     yang terpacak dalam prasasti batu maupun prasasti tembaga yang dibuat pada abad
                     IX atau X Masehi. Dalam data arkeologis seperti Prasasti Mantyasih, Poh dan Gilikan
                     mencantumkan  beberapa nama desa kuno, antara  lain  menyebutkan adanya nama
                     Desa Mantyasih. Seiring perjalanan waktu, nama desa tersebut dilafalkan penduduk
                     lokal menjadi Meteseh. Sedangkan nama “krajan” mengacu pada ruang yang bertemali
                     dengan pusat pemerintahan kerajaan, kabupaten, atau pusat administrasi yang lebih
                     rendah. Sebagai satu kesatuan hukum masyarakat yang terbentuk sedari periode Hindu-
                     Buddha, struktur pemerintahan kampung beserta hak adat yang melekat sudah berjalan
                     dan berfungsi efektif sejak lama.

                     Informasi perihal toponim kampung di atas tidaklah tunggal. Sebab, di tengah masyarakat
                     terdapat versi lain yang menyebutkan bahwa kata “Meteseh” adalah perubahan dari
                     istilah Belanda, yaitu Mooi Uitzicht. Terminologi ini memuat arti: pemandangan yang
                     bagus. Ditinjau dari aspek geospasial, letak kampung tersebut berada di sisi Kali Progo
                     dengan pemandangan yang indah ke Gunung Sumbing dan Perbukitan Giyanti yang
                     kemudian menarik minat pelancong untuk datang. Lantas, warga lokal menirukannya
                     sesuai lidah orang Jawa menjadi Meteseh.


                     Tahun 1935, ada majalah yang mengekspos keunikan dan keindahan Magelang sebagai
                     daerah wisata. Majalah ini disusun untuk pada pendatang dan turis asing yang ingin
                     berkunjung atau mengetahui sejarah  Magelang  lebih dekat. Majalah  itu bernama
                                                                                             45
                     Wetenswaardigheden van Magelang yang dianggit dan diterbitkan oleh H.J. Sjouke.
                     Potensi alam Magelang yang indah dan tingginya minat pelancong menyebabkan orang-
                                                                                        46
                     orang Eropa di Magelang mendirikan Toerist Association of Magelang tahun 1926.
                     Selain di Magelang, dalam lingkup Jawa Tengah Kampung Meteseh ditemukan juga di

                     45  Tedy Harnawan. Di Bawah Bayang-bayang Modernitas: Orang-orang Indo di Kota Magelang 1906-
                     1943. Skripsi. (Jurusan Sejarah, FIB, UGM Yogyakarta, 2013). hlm. 30.
                     46  H. Khoyat. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. (Jakarta: Grasindo, 1996). hlm.
                     49.
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98