Page 144 - Jalur Rempah.indd
P. 144
134 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
D’Albuquerque memiliki semboyan “plus oultre”. Dia selalu melihat lebih
jauh daripada rekan-rekannya. Untuk menaklukkan kota itu, dia dengan
sebuah junk Tionghoa yang diduga akan menyinggahi Siam dalam pelayaran
pulangnya, memberi menugaskan seorang Portugis bernama Duarte Fernandez,
kemudian seorang penjahit yang ditangkap bersama Ruy d’Araujo yang
memahami bahasa Melayu. Fernandez harus memberitahu raja Siam tentang
kedatangan laksamana itu di Malaka serta rencana penaklukkannya, dan
memberitahu dia agar pengikutnya yang tinggal di Malaka harus menyambut
baik kedatangan orang Portugis. Fernandez disambut baik di istana Ayuthia
dan raja Siam mengirimkan seorang bangsawan Thai bersamanya kembali ke
Malaka untuk menjalin persahabatan dengan laksamana itu dan menunjukkan
kepuasannya terhadap penghukuman Sultan. Utusan dikirim ke Siam dengan
pemberian hadiah. Ia harus menyampaikan kabar penaklukkan Malaka
kepada raja. Mereka berlayar dengan sebuah kapal Pegu menuju Tenasserim
lewat laut yang saat itu termasuk wilayah Siam, dan dari sana lewat darat
menuju ibukota. Bersama dengan mereka, Ruy da Cunha dikirim ke Pegu
untuk membuat kesepakatan. Para pedagang Pegu di Malaka sangat banyak
dan membantu d’Albuquerque melawan Sultan.
Dari beberapa raja Melayu muncul tawaran persahabatan dan hadiah;
Sultan Kampar di pantai timur Sumatera, menantu bekas sultan Malaka yang
digulingkan, mengirimkan kayu alu dan getah sebagai hasil tanahnya dan
141
seorang raja dari Jawa dengan membawa peralatan musik, senjata dan
sebuah kain besar dengan disain adegan perang yang ditenun dengan warna-
warni yang mencolok. Pada akhir tahun itu d’Alberqueque mengirimkan tiga
kapal ke kepulauan Maluku dan Banda yang diawaki oleh 120 orang Portugis
dan 60 orang Melayu dilengkapi dengan senjata. Antonio d’Abreu menjadi
pemimpin armada ini. Di mana-mana mereka tiba harus bersikap bersahabat
dan menawarkan hadiah-hadiah kepada raja-raja bumiputera dan jangan
merampas perahu. Tetapi para pedagang yang ditemui di kepulauan rempah
141 Menurut Castanheda dia adalah seorang raja terpenting di pulau itu, tinggal di pedalaman dan raja-raja Islam
di pantai tunduk kepadanya. Barbosa mengisahkan hal yang sama dan menyebut nama Pateudra. Mungkin
dia adalah Trenggono, sultan Demak yang dimaksudkan. Menurut berita Islam, raja-raja kafi r yang datang
kepada kita pada abad XV akhir terdesak ke ujung timur Jawa. Lihat PA. Tiele. “Europeers in den Maleischen
Archipel” dalam BKI, 1879, vol. 27: Tweede gedeelte, 1529-1540, hlm. 4.