Page 149 - Jalur Rempah.indd
P. 149
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 139
Setelah menghancurkan benteng di pulau Sirah, di depan Aden, kapal-
kapal itu mengangkat sauh dan berlayar masuk ke laut Merah. Untuk
pertama kalinya sejak zaman Yunani dan Romawi kembali semua armada
Eropa muncul di perairan itu yang dipercaya oleh orang-orang tua. Orang
kembali mengenalnya; dengan pensil di tangan laksamana itu mengarahkan
pelayaran kapal dan berlayar penuh di antara pulau-pulau dan laut dangkal,
menduga bahwa pemandu asing bisa menyesatkannya. Dia sampai di pulau
Kamaran tetapi usaha untuk berlayar lebih lanjut terhambat oleh angin
balik. Jadi orang memutuskan untuk menunggu di Kamaran. Pulau ini tidak
kekurangan air tetapi hanya sedikit makanan yang ditemukan dan segera
habis, sehingga makanan dan cuaca buruk mengakibatkan banyak kematian.
Dua bulan dilewatkan di sini dalam penderitaan. Baru pada 15 Juli 1513, angin
yang baik mendorong armada ini berlayar kembali. Dengan memperhatikan
pembangunan benteng, di jalan masuk teluk ini orang melihat pulau Meium
yang disebut Perim dan yang diduduki oleh orang Inggris. Sekelompok batuan
karang tanpa air tetapi pelabuhannya baik. D’Albuquerque memberinya
nama Ilha de Vera Cruz, menurut pertanda di udara dalam bentuk salib yang
dilihatnya di Laut Merah dan sangat memotivasi dirinya. Ia memutuskan untuk
tidak membangun sebuah benteng baik di situ maupun di Kamaran. Menurut
segala berita pulau Massaua di pantai Abbysinia dianggap lebih cocok karena
terletak di dekat negara yang bersahabat (Abbysinia) dan mudah memasok
makanan dari daratan.
Dari Meium, armada ini terus berlayar menuju Aden. D’Albuquerque
memerintahkan pemantauan pelabuhan di sisi lain semenanjung tempat
kota itu dibangun dan setelah beberapa pertempuran, pada 4 Agustus dia
berlayar ke Diu. Di tempat ini, terdapat kota pelabuhan utama Gujarat, yang
sudah lama menjadi perhatian mereka. Jika orang menguasai Diu, kota ini
bisa bermanfaat bagi seluruh perdagangan dengan Timur demi kepentingan
Portugal. Sultan Muzaffar Syah yang pada 1511 menggantikan ayahnya
Mahmud tampaknya memberikan wawasan kepada d’Albuquerque untuk
mendirikan benteng. Setidaknya dalam sebuah surat kepada raja Manuel, ia
menganggap masalah ini telah selesai. Mungkin sultan sangat sibuk dengan