Page 152 - Jalur Rempah.indd
P. 152

142     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



                                                                             147
              laksamana itu terluka pada perjalanan sebelumnya di Tanjung Verde.  Mereka
              kemudian menjauhi pantai dan membatalkan pendaratannya di Malaka. Akan
              Tetapi ketika d’Albuquerque pada tahun 1511 muncul dengan kekuatan lebih
              besar yang berjumlah  sembilan belas kapal untuk menghindarkan diri dari
              pengkhianatan yang terjadi pada Sequiera di Pulau Santiago di dekat Tanjung
              Verde. Orang-orang Jawa di Malaka sebagai akibat  perselisihannya dengan
              Sultan dan sebagian lagi karena kebutuhan keamanan dan keluarganya, diam-
              diam orang orang Jawa  di Malaka  berunding dengan orang Portugis. Hasil

              perundingan dengan orang Portugis berdampak pada sedikitnya orang Jawa
              di Malaka yang berpura-pura terlibat dalam pertahanan kota ketika terjadi
              pertempuran melawan  Sultan.  Dengan demikian, setidaknya  orang Jawa
              menjamin ketika  d’Albuquerque  meminta  pertanggung-jawabannya  atas
              sikapnya dalam pertempuran itu dan laksamana Portugis tersebut, meskipun
              mungkin ia tidak sepenuhnya percaya juga, sangat puas dengan pemberian
              pernyataan ini.


                 Sultan  Mahmud,  penguasa  Malaka,  seperti  semua raja  timur lainnya
              adalah seorang yang tidak dapat dipercaya menurut kisah-kisah Melayu. Pada
              mulanya  orang  Eropa  memiliki  kesan  yang  baik  tinggal  di Malaka.  Dengan
              kedatangannya ke kota, orang pertama yang dikunjunginya adalah orang Cina,
              yang dengan junk-junk mereka berlabuh di pelabuhan dan yang segera menjalin
              hubungan baik dengan orang Portugis. Orang-orang Cina ini memperingatkan
              kepada orang Portugis agar waspada terhadap orang Melayu, karena mereka

              adalah bangsa yang tidak dapat dipercaya. Untuk memperoleh kepercayaan
              dari mereka, orang Portugis harus membayar sejumlah uang tertentu. 148

                 Setelah kejatuhan kota  Malaka,  Utimuti Raja  secara  terburu-buru
              menyerahkan diri kepada panglima itu dan darinya ia menerima hadiah besar
              karena  laksamana  itu  menganugerahinya dengan gelar syahbandar untuk

              memerintah dan mengadili semua penduduk Islam. Dalam pertempuran yang
              147  Peristiwa penyerangan kapal yang ditumpangi Alfonso d’Albuquerque dan pimpinan rombongan Fernao
                 Veloso terjadi di pulau Santiago di Tanjung Verde pada 8 November 1497, ketika para pelaut itu berada di
                 sana selama 8 hari. Pada 13 November 1497 mereka diserang oleh penduduk bumiputera dengan tombak
                 dari balik semak yang melukai Laksamana Alfonso d’Albuquerque bersama tiga atau empat orang lainnya.
                 Laporan ini dapat dilihat Charles Davis Ley, Portuguese Voyages 1497-1663 (London: J.M. Dent en Son,
                 1953), hlm. 6-7.
              148  Charles Davis Ley, Ibid, hlm. 336.
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157