Page 156 - Jalur Rempah.indd
P. 156

146     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              tangan  hampa,  ia menemukan  kota  itu  dalam  kondisi kacau.  Melalui

              kesepakatan  dengan panglima  Portugis  Ruy de  Brito, mereka memutuskan
              untuk  secara bersama-sama menyerang dari darat dan  dari  laut  ke kota
              utama  Jawa.  Sarana  pertahanan  Pati  Ketir sejak  lama  direncanakan  untuk
              direbut. Dia mendirikan tembok tinggi dari kayu besi, di dalam dan di luar
              diperkuat dengan timbunan tanah, diperkuat lagi dengan parit dan dilengkapi
              dengan  sejumlah  meriam.  Sementara  itu  di belakangnya  terdapat  sebuah
              benteng kecil yang sangat mengejutkan orang Portugis. Di sini  terlihat bukti

              dari kekayaan yang ditinggalkan oleh Utimuti, seluruhnya dibangun dari kayu
              cendana putih dan merah. 152

                 Akan  tetapi  kekuatan  pertahanan  ini membuat  Pati Ketir ceroboh  dan
              orang Portugis yang serangannya  mengejutkan  dirinya, menunjukkan
              keberaniannya sehingga orang-orang Jawa, setelah melakukan pembantaian

              besar di antara mereka,  dipukul  mundur sehingga mereka melarikan  diri
              ke hutan  sekitarnya dan bertahan di  sana. Ahli meriam  yang tertangkap
              ditemukan kembali oleh pasukan Eropa. Mereka ditemukan telah  dipancung
              dengan meriamnya yang dirampas oleh orang Jawa, karena mereka menolak
              untuk menembaki rekan-rekannya. Suatu rampasan mahal jatuh ke tangan
              orang Portugis dalam penaklukkan benteng ini.


                 Sementara itu Pati Ketir mengungsi  di dusun-dusun yang tersembunyi oleh
              pepohonan lebat,  tidak terjangkau oleh orang Portugis. Namun segera Pati
              Ketir  memutuskan untuk meninggalkan lingkungan di sekitar tempat yang
              dianggapnya  aman dan dia membangun  sebuah benteng baru di  dekatnya,
              yang letaknya sangat menguntungkan untuk pengangkutan bahan makanan
              dari Jawa. Setelah itu ia mencoba untuk menjalin hubungan dengan Sultan
              Malaka yang sementara itu melarikan diri, dengan maksud untuk memperoleh
              lebih banyak  bantuan  dari  sultan.  Jumlah tenaga  yang dimilikinya sangat

              besar sehingga benteng baru itu segera bisa diselesaikan. Kapal-kapal yang
              mengangkut bahan makanan dari Jawa diperintahkan untuk mendarat, untuk
              membangun suatu kubu pertahanan yang dilengkapi dengan meriam, di titik-
              titik yang strategis untuk menyerang kapal orang Portugis. Akan tetapi Ruy de
              152 Schrieke, Indonesian Sociological Studies, hlm. 64-70.
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161