Page 85 - RWY LARASSUMBOGO KARYA DAN PENGABDIANNYA
P. 85
68
ngajar para muridnya metodis. Karena itu, b8nya1CSe'KOfall'j"ar
membutuhkan tenaganya misalnya sekolah menengah, sekolah
guru, dan sebagainya. Dibandingkan dengan temannya itu
Larassumbogo lebih mujur.
Ia merupakan kenangan indah yang selalu dibawa oleh
RL. Banjaransari berkaitan dengan pergaulan dengan RWY. La
rassumbogo adalah pengalaman yang dialami bersama setiap
bulan Ruwah di Pasanggrahan Ngeksiganda Kaliurang pada masa
pemerintahan Sri Sultan Ha.Jengku Buwono VIII. Setiap bulan
Ruwah selama sebulan setiap hari berlangsung uyon-uyon mulai
pukul 08.00 sampai pukul 24.00: Untuk melaksanakan acara
tersebut setiap hari ada duabelas abdi dalem Wiyogo yang dida
tangkan dari kota secara bergnir. Para abdi dalem yang bertugas
menabuh itu sama sekali tidak diperkenankan mengulangi gen
ding yang sudah ditabuh pada hari yang sama, padahal dalam
sehari saja kadang-kadang sampai 60 gending yang diperlukan.
Tidak mengherankan jika hal itu menyebabkan ada abdi dalem
yang jatuh sakit.
Dalam bulan Puasa acara uyon-uyon tadi diganti dengan
acara maos kandha, yang dilaksanakan oleh para abdi dalem
lebdaswara: mulai pukul 20.00 sampai pukul 05.00 secara ber
gantian.
C . . RM. SUDARTA3)
RWY. Larassumbogo pemah memperdalam seni memukul
kendang; di Kemlayan, Solo, di bawah bimbingan para pangra
wit senior di sana. Pada waktu itu ia pemah akan diambil me"
nantu oleh orang di desa tersebut, karena orang (yang akan
mengambilnya menjadi menantu) itu tertar pada kepandaiap
nya mengendang, dan karena ia masih memakai sisir kadhal
menek pada gelungnya suatu tanda bahwa ia belum beristri
Kemudian ternyata bahwa ia tidak jadi diambil menantu orang
Solo tetapi menikah dengan orang Y ogya.

