Page 25 - Stasiun Tawang
P. 25
Tahun demi tahun, peron rendah sudah tidak bisa diandalkan lagi karena
dapat membahayakan penumpang. Di Indonesia, sebagian stasiun besar yang
dibangun pada zaman Hindia Belanda kemudian direnovasi dengan mengganti peron
rendah menjadi peron tinggi, kecuali stasiun kelas II atau III.
Gambar
atap diatas
merupakan
atap pelana.
Struktur ini
berbentuk
kuda-kuda
terbuat dari truss baja siku rangkap dengan paku keling. Ukuran atap pelana ini
cukup besar agar mendominasi fasad bangunan. Pada beberapa bagian dibentuk
lebih indah pada susunan ini dengan menambahkan susunan untuk skylight dan
lubang ventilasi atap di bubungan. Beberapa keunikan dari susunan atap ini adalah
kuda-kuda dari truss baja siku rangkap dengan paku keling. Penutup atap
menggunakan genteng tanah liat. Atap emplasemen meliputi peron dan tempat
berhentinya kereta. Susunan atap menggunakan bahan baja monobeam profil IWF.
Mempunyai jarak yang bebas dari tanah sampai atap lumayan tinggi pada
emplasemen karena harus melewati kereta api.