Page 38 - Stasiun Tawang
P. 38
BAB VII
Peranan Stasiun Tawang Saat Ini
A. Keunikan Stasiun Tawang
Keunikan tersendiri yang dimiliki oleh Stasiun Tawang adalah memutar lagu
“Gambang Semarang” dalam alunan piano. Lagu “Gambang Semarang” diputar saat
kedatangan kereta dan keberangkatan kereta. Nada pada lagu ini terdengar satu
menit sebelum kedatangan maupun keberangkatan kereta. Ciri khas ini terlihat
berbeda dari stasiun pada umumnya.
Lagu “Gambang Semarang” atau “Empat Penari” ini menjadi ciri khas Kota
Semarang. Pada zaman dahulu, Gambang Semarang sering dimainkan oleh penari
dan juga penyanyi yang keturunan Tionghoa. Mereka menggunakan kebaya dengan
batik Semarangan. Lagu Gambang Semarang ini menggunakan iringan alat musik
kecrek, suling, bonang, gambang, dan juga gong. Lagu ini bila diamati dengan baik,
akan terlihat mencerminkan akulturasi budaya China-Jawa.
Lagu Gambang Semarang mulai dimainkan sejak pra-kemerdekaan yang
memang tak heran bila Empat Penari begitu melekat pada diri orang Semarang. Oleh
karena itu, itulah sebabnya lagu Gambang Semarang diputar di Stasiun Tawang
sebagai penanda bila kereta sudah sampai Semarang. Dengan alunan lagu Gambang
Semarang, hal ini dapat membedakan dari stasiun lainnya yang masih menggunakan
nada Westminster Chime sebagai penanda kedatangan dan keberangkatan kereta.
Lagu Gambang Semarang merupakan karya Oey Yok Siang dan Sidik
Pramono yang dimainkan dalam bentuk Langgam Keroncong sebagai penanda
garangan kereta api di depan bangunan stasiun dan di sebelah polder terdapat
monumen lokomotif yang dihiasi lampu warna-warni dan air mancur di
sekelilingnya.