Page 48 - RANGKUMAN MATERI SKL KELAS 8 PAT 20202021
P. 48

Materi persiapan PAT Kelas 8 TP 20202021
                                                       Disusun Oleh: FATHONAH SRI UTAMI, S.E



                        Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol; Studi tentang Perubahan Sosizl
                        Pedesaan  di  Jawa  1942-945,  dengan  mengutip  Sjarif  Hidajat  menyatakan,
                        kegeraman  KH  Zainal  Mustafa  terhadap  Jepang  mulai  muncul  tidak  lama
                        setelah  Tentara  ke-16  Kekaisaran  Jepang  menduduki  wilayah  Jawa  dan
                        membentuk  pemerintahan  militer.  Disebutkan  pada  tahun  1943  KH  Zainal
                        Mustafa diam-diam melakukan persiapan perlawanan. Untuk tujuan ini, telah
                        dilakukan kontak dengan beberapa pesantren di Tasikmalaya.


                        Selain itu juga dilakukan hubungan dengan kesatuan batalyon PETA (Pembela
                        Tanah  Air)  yang  dipimpin  Daidancho  Maskun.  Nama  terakhir  ini  disebut
                        memiliki hubungan yang erat dengan Pesantren Sukamanah yang dipimpin KH
                        Zainal Mustafa. Daidanco Maskun berjanji bahwa ia dan anak buahnya akan
                        datang  ke  Sukamanah/Cimerah  untuk  memberi  latihan  militer  untuk  para
                        santri. Rupanya hubungan dan rencana itu tercium pihak Jepang. Tidak lama
                        kemudian  kesatuan  tentara  PETA  dipindahkan  ke  bagian  selatan  wilayah
                        Tasikmalaya.

                        KH  Zainal  Mustafa  pun  tahu  persis  pihak  Jepang  telah  dan  selalu
                        mengawasinya bahkan mengancamnya. Meski begitu suara-suara keras tetap
                        saja  ditujukan  kepada  Jepang.  Beliau  dan  para  santri  siap  dengan  semua
                        kemungkinan.  Persiapan  yang  dilakukan  adalah  membentuk  barisan  santri
                        dan rakyat untuk melindungi area pesantren. Jumlahnya sebanyak 509 orang.

                        Perlawanan Hari Jumat


                        Pada  23  Februari  1944  Jepang  mengirim  utusan  ke  pesantren.  Mereka
                        mengancam KH Zainal Mustafa, para santri, dan penduduk desa. Esoknya, 24
                        Februari, Jepang mengerahkan pasukan Kempetai yang dipimpin pejabat lokal
                        yang  memihak  Jepang  seperti  Camat  Cakrawilaksana,  Sastramaun  (Lurah
                        Cimerah), Suhandi (juru tulis), dan Muhri (Kepala Kampung Punduh). Mereka
                        ingin meringkus KH Zainal Mustafa.


                        Terjadi  bentrok  fisik  dengan  para  santri.  Senjata-senjata  Jepang  berhasil
                        direbut yaitu 12 senapan, 3 pucuk pistol, dan 25 senjata tajam.Senjata-senjata
                        itu disimpan dan tidak digunakan. KH Zainal Mustafa sadar, Jepang pasti akan
                        datang lagi dengan kekuatan yang lebih besar.


                        Pada 25 Februari 1944 sebelum pelaksanaan Shalat Jum'at, KH Zainal Mustafa
                        menyampaikan hal itu, kemudian memberi kebebasanpilihan jika ada santri
                        memilih mengundurkan diri atau pulang ke kampung masing-masing. Semua
                        santri ternyata lebih memilih ikut melawan.

                        Saat  khutbah  Jum'at,  Jepang  mengepung  rapat  pesantren  dan  masjid.  KH
                        Zainal  Mustafa  meminta  jamaah  tenang  dan  menyelesaikan  Shalat
                        Jum'at.Setelah itu ditemuinya pasukan Kempeitai di Gunung Bentang. Seorang
                        perwira Jepang minta agar berbicara di masjid. Tapi ketika bicara, nadanya
                        begitu congkak sambil mengancam KH Zainal Mustafa akan dihukum berat.

                        Setelah itu perwira Jepang itu membujuk lagi; KH Zainal Mustafa tidak akan
                        dihukum asal mau minta ampun. Jamaah pun tersinggung karena perkataan
                        perwira Jepang, bahwa jika satu orang Jepang mati maka harus ditebus seribu
                        nyawa  orang  Indonesia.  Suasana  pun  berubah  gaduh,  dan  Jepang  telah
                        bersiap.Saat itu juga KH Zainal Mustafa mengeluarkan komando perlawanan.
                        Perkelahian pun pecah!





                                                           48
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53