Page 51 - RANGKUMAN MATERI SKL KELAS 8 PAT 20202021
P. 51

Materi persiapan PAT Kelas 8 TP 20202021
                                                       Disusun Oleh: FATHONAH SRI UTAMI, S.E



                        dari tokoh Belanda, C.Th. Van Deventer lewat tulisan di majalah De Gids pada
                        1899.  Tulisan  Van  Deventer  berjudul  Een  Eereschlud  (satu  hutang
                        kehormatan).  Karena  Pemerintah  Belanda  telah  begitu  lama  mengambil
                        untung  besar  dari  wilayah  jajahan,  sementara  rakyat  pribumi  menderita.
                        Sehingga  pemerintah  Belanda  memiliki  kewajiban  moral  untuk  melakukan
                        balas budi melalui kesejahteraan penduduk. Dilansir Encyclopaedia Britannica
                        (2015), kebijakan etis mulai dicanangkan pemerintah Belanda pada awal abad
                        ke-20. Ada tiga program utama yang dibuat dalam kebijakan tersebut, yakni
                        irigasi, edukasi, dan emigrasi (transmigrasi). Kebijakan tersebut diharapkan
                        bisa membawa  perubahan besar berupa  kemajuan  di  Hindia Belanda.  Tapi
                        terlepas dari visi yang muluk, pencapaian kebijakan etis jauh lebih sederhana.
                        Tidak  adanya  penurunan  standar  hidup  rakyat.  Dalam  prakteknya  tetap
                        disalahgunakan  untuk  kepentingan  dan  keuntungan  pemerintah  Belanda.
                        Dampak  yang  mencolok  tampak  terlihat  pada  bidang  pendidikan.  Di  mana
                        pendidikan  hanya  diperuntukkan  bagi  anak-anak  pegawai  negeri  dan
                        penduduk  yang  mampu  saja.  Namun  kebijakan  etis  ternyata  berhasil
                        membuka  peluang  bagi  mobilitas  sosial  masyarakat  di  Hindia  Belanda.
                        Memunculkan  sekelompok  kecil  intelektual  bumiputra  yang  memiliki
                        kesadaran,  jika  rakyat  bumiputra  harus  mampu  bersaing  dengan  bangsa-
                        bangsa  lain  untuk mencapai kemajuan. Lahirnya  pergerakan nasional Pada
                        bidang  pendidikan  berdampak  positif  dengan  sifat  jangka  panjang  bagi
                        Indonesia.  Pada  bidang  pendidikan  banyak  melahirkan  golongan  terpelajar
                        dan  terdidik.  Kemudian  muncul  organisasi-organisasi  modern  seperti  Budi
                        Utomo dan Sarikat Islam.

                        Para intelektual bumiputra tersebut tidak memandang suku, ras, agama dan
                        perbedaan.  Mereka  lebih  merasa  bersama  sebagai  kaum  bumiputra  yang
                        tertindas.  Perjuangan  di  masa  Pergerakan  Nasional  yang  digerakan  oleh
                        kalangan  terdidik  dilakukan  melalui  pembentukan  organisasi-organisasi.
                        Seperti Wahidin Sudirohusodo, Sutomo, Gunawan, Cipto Mangunkusumo, R.T.
                        Ario  Tirtokusumo,  Samanhudi,  atau  Ki  Hajar  Dewantara.  Organisasi  yang
                        dibentuk  tidak  hanya  terbatas  bergerak  dalam  bidang  politik  tapi  juga
                        pendidikan  dan  sosial.  Bahkan  telah  menumbuhkan  banyak  sekolah  dan
                        lembaga  pendidikan di  Hindia Belanda  di  abad  ke-20. Ada  dua hal penting
                        dalam lahirnya pergerakan nasional pada pada ke-20. Pertama adanya peran
                        penting pendidikan.

                        Kemudian,  tumbuhnya  organisasi-organisasi  di  berbagai  bidang  seperti
                        politik,  sosial  dan  agama,  yang  memiliki  semangat  sama,  yaitu
                        mengedepankan  kemajuan,  persatuan  dan  kebangsaan  Indonesia.  Dampak
                        terpenting  Adanya  kebijakan  etis  dari  Pemerintah  Belanda  ternyata
                        berdampak penting bagi Indonesia. Karena lahirnya kaum intelektual baru di
                        Indonesia. Mereka anak-anak muda yang terdidik, memiliki semangat tinggi
                        dan  peduli  pada  bangsanya.  Kondisi  itu  memberikan  kesadaran  baru  di
                        kalangan  terpelajar  Indonesia  pada  zaman  tersebut.  Bahwa  perjuangan
                        menghadapi  kolonial  harus  dilakukan  dengan  cara  yang  berbeda  dengan
                        sebelumnya.  Di  mana  berjuang  dengan  cara  modern  lewat  kekuatan
                        organisasi.  Tidak  bergantung  pada  seorang  pemimpin,  bersifat  nasional,
                        memiliki  visi  bersama  jauh  ke  depan  berupa  kemerdekaan.  Baca  juga:  Era
                        Pemerintahan di Indonesia Sejak Kemerdekaan Serta perjuangan yang tidak
                        bersifat  fisik  tapi  dalam  bentuk  suatu  gerakan.  Kemudian  mendorong





                                                           51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56