Page 37 - Nunung Martina - Etika Profesi Dan Kewirausahaan.pdf
P. 37
tentang penggunaan tenaga kerja, dan lain-lain. Perusahaan tinggal
mengikutinya. Jadi, pandangan mendirikan dan menjalankan bisnis
seperti ini motifnya sungguh-sungguh untuk motif ekonomi semata.
Pandangan ini sekaligus juga menyiratkan bahwa jika upaya perusahaan
motifnya bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan masyarakat
sekitar), suatu saat perusahaan bisa memiliki kemungkinan merugi
karena meningkatnya biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Kalau biaya meningkat, perusahaan akan meningkatkan harga-harga
menjadi mahal. Apalagi persaingan yang dihadapi perusahaan juga
tidak mudah. Jadi, ketimbang mengeluarkan uang banyak untuk
layanan sosial, lebih baik perusahaan menggunakannya untuk
pengembangan produk dan sejenisnya. Sementara itu, masyarakat
pada dasarnya bisa berpartisipasi, menikmati keuntungan atas
operasi perusahaan dengan mekanisme “go public” dari perusahaan.
Bagi pendukung pandangan seperti ini, untuk urusan sosial dan
lingkungan seharusnya hanya menjadi urusan pemerintah.
2. Pandangan Sosial Ekonomi
Ada pandangan yang menyebutkan bahwa kalangan bisnis selayaknya
memiliki tanggung jawab yang lebih. Pandangan ini disebut sebagai
sosio-economics view. Ada empat pokok pikiran dari pandangan ini,
yaitu :
a. Tanggung jawab perusahaan lebih dari sekedar menciptakan
laba, yaitu perusahaan juga terlibat untuk urusan menjaga dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
b. Perusahaan pada dasarnya bukan pihak independen yang hanya
bertanggung jawab kepada pemegang sahamnya.
c. Perusahaan seharusnya memiliki tanggung jawab moral kepada
masyarakat yang lebih luas, baik untuk urusan sosial, hukum,
dan berbagai masalah perpolitikan.
21