Page 21 - Modul Astrofisika
P. 21
Sistem Magnitudo
Sebelum perkembangan fotografi, magnitudo bintang ditentukan dengan mata.
• Kepekaan mata untuk daerah panjang gelombang yang berbeda tidak sama.
• Mata terutama pekan untuk cahaya kuning hijau di daerah λ= 5500 Angstrom, karena itu
magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo visual.
Dengan berkembangnya fotografi, magnitudo bintang selanjutnya ditentukan secara fotografi.
Pada awal fotografi, emulsi fotografi mempunyai kepekaan di daerah biru-ungu pada panjang
gelombang sekitar 4500 Angstrom, magnitude yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo
fotografi. Sebagai contoh kita ambil perbandingan hasil pengukuran magnitudo visual dengan
magnitudo fotografi untuk bintang Rigel dan Betelgeuse yang berada di rasi Orion.
Perbandingan hasil pengukuran magnitudo visual dan fotografi untuk bintang Rigel dan Betelgeuse
• Rigel (berwarna biru)
1. Temperatur permukaannya tinggi
2. Akan lebih banyak memancarkan cahaya biru dibandingkan kuning
3. Diamati secara fotografi akan tampak lebih terang daripada diamati secara visual
(mvis besar dan mfot kecil)
• Betelgeuse (berwarna merah)
1. Temperatur permukaannya rendah
2. Akan lebih banyak memancarkan cahaya kuning daripada biru
3. Diamati secara visual akan tampak lebih terang daripada secara fotografi (mfot besar dan
mvis besar)
Untuk suatu bintang, magnitudo visual berbeda dari magnitudo fotografi. Selisih kedua magnitudo
tersebut dinamakan indeks warna (Color Index-CI)
= −
Semuakin panas atau makin biru suatu bintang, semakin kecil indeks warnanya.
Contoh bintang deret utama dengan kelas spektrum A0 adalah bintang Vega.
• Berdasarkan definisi indeks warna bintang Vega adalah nol.
• Jadi bintang yang lebih biru atau lebih panas daripada Vega, misalnya bintang Rigel indeks
warnanya akan negative.
• Bintang yang lebih merah atau lebih dingin daripada Vega, misalnya bintang Betelgeuse
indeks warnanya akan positif.
H.L. Johnson dan W.W Morgan mengajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV yaitu:
• U= magnitudo semu dalam daerah ultraviolet dengan panjang gelombang efektif 3500
Angstrom
• B=magnitudo semu dalam daerah biru dengan panjang gelombang efektif 4350 Angstrom
• V=magnitudo semu dalam daerah visual dengan panjang gelombang efektif 5550 Angstrom
Indeks warna B-V merupakan selisih magnitudo biru dengan visual.
Semakin terang suatu bintang, semakin kecil magnitudonya. Maka sebuah bintang dengan indeks
warna B-V yang lebih kecil akan nampak lebih biru dibanding bintang dengan indeks B-V yang
lebih besar. Sebagai contoh: