Page 20 - Modul Astrofisika
P. 20

Fotometri                                                magnitudo digunakan kelompok bintang yang

      Terang suatu bintang dalam astronomi                     ada di sekitar kutub utara (North Polar
                                                               Sequence).
      dinyatakan dalam satuan magnitudo
      (magnitudo semu)                                                                              2
                                                                               2
                                                                                     1
                                                                                −    = −2,5  log    1
      Astronom menggunakan istilah magnitudo
      semu untuk menggambarkan seberapa                                           1  = 2,512 −(  1−  2)
      terang objek tampak dari Bumi                                               2

      Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi                        Dengan skala Pogson ini dapat ditunjukkan

      terang bintang dalam 6 (enam) kelompok                   bahwa bintang bermagnitudo 1 adalah 100
      berdasarkan penampakan-nya dengan mata                   kali lebih terang daripada bintang
      telanjang (pengamatan Hipparchus, tanpa                  bermagnitudo 6.

      Matahari, Bulan, planet), Bintang paling                 Dengan m nilai magnitudo semu dan E
      terang tergolong magnitudo kesatu. Bintang               adalah fluks pancaran.
      yang lebih lemah tergolong magnitudo

      kedua. Dan seterusnya hingga bintang                     Magnitudo yang dibahas merupakan terang
      paling lemah yang masih bisa dilihat                     semu (ada faktor jarak dan penyerapan
      dengan mata termasuk magnitudo ke-6.                     atmosfer bumi yang harus diperhitungkan).
      Makin terang sebuah bintang, makin kecil                 Magnitudo yang menyatakan ukuran fluks
      magnitudonya. Magnitudo itu sendiri                      energi yang diterima oleh kita/ terang

      merupakan ukuran terang bintang yang kita                bintang yang kita lihat/jumlah foton yang kita
      lihat atau terang semu (ada factor jarak                 terima disebut magnitudo semu.
      dan penyerapan yang harus

      diperhitungkan)





      John Herschel mendapatkan bahwa
      kemampuan mata melihat bintang bersifat
      logaritmik. Bintang yang magnitudonya

      satu 100 kali lebih terang daripada yang
      magnitudonya 6. Berdasarkan kenyataan
      ini, Pogson pada tahun 1856 mendefinisikan

      skala satuan magnitudo:

                     = −2,5 log    +               

      Harga tetapan ditentukan dengan
      mendefinisikan suatu titik nol. Awalnya
      sebagai standar magnitudo digunakan

      bintang Polaris yang tampak di semua
      observatorium yang berada di belahan
      langit utara. Bintang Polaris ini diberi
      magnitudo 2 dan magnitudo lainnya
      dinyatakan relatif terhadap magnitudo
      bintang Polaris. Tahun 1911, Pickering
      mendapatkan bahwa bintang Polaris,
      cahayanya berubah-ubah (bintang variabel)

      dan Pickering mengusulkan sebagai standar
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25