Page 62 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 62
Gerakan Perempuan di Era Orde Baru
Pada masa Orde Baru, gerakan
perempuan dipandang mengalami kemunduran
sangat parah. Sebabnya, upaya pemerintah
Soeharto untuk ‘menjinakkan’ kaum perempuan
dengan mendefinisikan ulang peran perempuan
menjadi ibu di lingkup domestik saja. Peran
sosial perempuan, kalaupun ada, hanyalah
untuk mendukung program pembangunan
yang dilaksanakan kaum lelaki. Karena itu, ada
pengamatan umum bahwa di bawah Orde Baru
gerakan perempuan dipukul mundur ke era
Kartini: kembali dipingit di ranah domestik dan
hanya diakui peran publiknya sebagai pendukung
pembangunan.
Menurut Suryakusuma (2011), usaha
penjinakan perempuan di masa Orde Baru
dilakukan lewat pengorganisasian Dharma
Wanita dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK). Sebagai organisasi yang menghimpun
istri-istri Pegawai Negeri Sipil, Dharma Wanita
menjadi corong program pemerintah di tingkat
pusat hingga kecamatan. Dalam organisasi ini,
jabatan anggota disesuaikan dengan posisi suami
di pemerintahan. Artinya, fungsi perempuan
didefinisikan berdasarkan kedudukan laki-
laki. Untuk desa ke bawah, pengorganisasian
perempuan oleh pemerintah Orde Baru dilakukan
melalui PKK. Dengan begitu, pemerintah dapat
mengontrol gerak perempuan dari tingkat pusat
hingga RT/RW.
62