Page 193 - SKI kls 7
P. 193

Umayyah, tetapi belum begitu sempurna. Pembukuan Hadis mencapai sempurna
                        pada Masa Dinasti Bani Abbasiyah. Pada tahap selanjutnya, program pengumpu-

                        lan hadis mendapat sambutan serius dari tokoh-tokoh Islam, seperti:
                        1.  Imam Bukhari dengan kitab Shahih Bukhari
                        2.  Imam Muslim, dengan kitab Shahih Muslim
                        3.  Abu Daud dengan kitab  Sunan Abu Daud
                        4.  An-Nasa’i, dengan kitab Sunan An-Nasa’i
                            $W 7LUPLG]L GHQJDQ NLWDE  6XQDQ $W 7LUPLG]L
                        6.  Ibnu Majah dengan kitab Sunan Ibnu Majah



                           Kumpulan para ahli Hadis tersebut di atas, terkenal dengan nama Kutubus
                        Shittah.


                        B. Ilmu Tafsir
                           Untuk memahami al-Qur’an para Ahli telah melahirkan sebuah disiplin ilmu
                        baru yaitu ilmu Tafsir, ilmu ini dikhususkan untuk mengetahui kandungan ayat-
                        ayat Al-Qur’an. Ketika Nabi masih hidup, penafsiran ayat-ayat tertentu telah di-
                        persiapkan maknanya oleh Malaikat Jibril. Setelah Rasulullah wafat para sahabat
                        Nabi seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud. Ubay
                        bin Ka’ab mulai menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an bersandar dari Rasulullah lewat
                        pendengaran mereka ketika Rasulullah masih hidup. Mereka dianggap sebagai

                        SHQGLUL PD]KDE WDIVLU GDODP ,VODP  'DODP SHULRGH LQL PXQFXO EHEHUDSD PDGUDVDK
                        untuk kajian ilmu Tafsir diantaranya:
                        1.  Madrasah Mekkah atau Madrasah Ibnu  Abbas yang melahirkan mufassir
                           terkenal seperti Mujahid bin Jubair, Said bin Jubair, Ikrimah Maula ibnu
                           Abbas, Towus Al-Yamany dan ‘Atho’ bin Abi Robah.
                        2.  Madrasah Madinah atau Madrasah Ubay bin Ka’ab, yang menghasilkan pakar
                           tafsir seperti Zaid bin Aslam, Abul ‘Aliyah dan Muhammad bin Ka’ab Al-

                           Qurodli.
                        3.  Madrasah Iraq atau Madrasah Ibnu Mas’ud, di antara murid-muridnya yang
                           terkenal adalah al-Qomah bin Qois, Hasan al-Basry dan Qotadah bin Di’amah
                           As-Sadusy.


                           Sebagian Sahabat, seperti Umar bin Khattab, beliau tidak menafsirkan ayat-
                        ayat mutasyabihat. Sikap seperti ini karena al-Qur’an dianggap sebagai kitab suci
                        yang tidak boleh ditafsirkan. Mereka berpendapat bahwa tafsir al-Qur’an meru-
                        pakan sesuatu yang diluar perintah agama.





                        Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013                                      185
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198