Page 42 - SKI_revisi Kls 7
P. 42
Di dalam kehidupan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan.
Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang dagangan lainya. Dan
perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyesalan seolah tanpa dosa. Sedangkan menurut
ajaran Islam manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka.
Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para
dhuafa dan fakir miskin .Perbedaan inilah pada akhirnya membawa perbenturan
dahsyat antara masyarakat Arab kafir dan mukmin di tanah Arab Mekah.
Selain itu, status wanita dianggap sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh
dan mengubur anak wanita menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga. Islam
mengangkat derajat wanita dalam posisi yang tinggi dan terhormat.
4. Respon Masyarakat Mekah Terhadap Dakwah Dakwah Nabi Muhammad Saw.
Pada umumnya, orang kafir Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam
di tengah-tengah kehidupan mereka. Para tokoh mAsyarakatnya mulai menyebarkan isu
yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. sehingga banyak
masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut.
Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah
Nabi Muhammad Saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy
supaya membenci Nabi Muhammad Saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi
yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi
Muhammad Saw. agar tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa
untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy tersebut.
Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad Saw. agar bersedia
menghentikan kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang
mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad Saw. untuk
menghentikan dakwahnya. Namun permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia
berkata tegas: “Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah
kananku, dan bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan
mau berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa dalam
perjuangan.”
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad Saw. untuk terus berjuang,
Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi
Muhammad Saw. Hanya saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam
dan berusaha menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII 28