Page 68 - Prakarya Kls 7
P. 68

tua (wedelan), dan soga/coklat. Ragam hias ini memiliki makna simbolik
                       yang beragam. Oleh karena itu batik dikenal masyarakat sebagai
                       kebudayaan nenek moyang dari daerah Jawa. Batik pedalaman sering
                       disebut juga sebagai batik klasik. Hal ini sesuai dengan beberapa
                       alasan di atas. Namun akibat perkembangan masyarakat, maka batik
                       dapat keluar dari kalangan keraton dan menyebar ke seluruh pelosok
                       tanah air, sejalan dengan adanya integrasi budaya.

                    b. Batik Pesisir

                          Batik pesisir adalah batik yang berkembang di masyarakat yang
                       tinggal di luar benteng keraton, sebagai akibat dari pengaruh budaya
                       daerah di luar Pulau Jawa. Selain itu, adanya pengaruh budaya asing
                       seperti Cina dan India, termasuk agama Hindu dan Budha, hal ini
                       menyebabkan batik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka
                       ragam. Para pembatik daerah pesisir merupakan rakyat jelata yang
                       membatik sebagai pekerjaan sambilan (pengisi waktu luang) yang
                       sangat bebas aturan, tanpa patokan teknis. Oleh sebab itu, ragam hias
                       yang diciptakan cenderung bebas, spontan, dan kasar dibandingkan
                       dengan batik keraton.
                          Para pembatik pesisir lebih menyukai cara-cara yang dapat
                       mengeksplorasi batik seluas-luasnya sehingga banyak ditemui warna-
                       warna yang tidak pernah dijumpai pada batik pedalaman/klasik.
                       Warna-warna yang digunakan mengikuti selera masyarakat luas yang
                       bersifat dinamis, seperti merah, biru, hijau, kuning, bahkan ada pula
                       yang oranye, ungu, dan warna-warna muda lainnya.
                          Ragam hias pada karya batik Indonesia sangat banyak. Tentunya
                       masing-masing motif memiliki makna sesuai dengan budaya masing-
                       masing daerah. Di bawah ini ditampilkan beberapa motif dengan
                       makna simboliknya.














                                               (Sumber: Dokumen Kemdikbud)
                                   Gambar 2.23 Pedalaman, motif Truntum, Jawa Tengah.




                                                                                        59
                                                            Prakarya
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73