Page 216 - FIKIH_revisi Kls 7
P. 216

Shalat  fardlu  dalam  kondisi  tertentu  dapat  diartikan  sebagai  pelaksanaan  shalat
                  dalam kondisi yang tidak wajar dengan cara-cara yang lebih luwes dan longgar dibanding
                  dengan pelaksaan dalam situasi normal.


                    2
                    1.       Dasar Hukum Pelaksanaan
                         Mari  kita  cermati!  Shalat  dalam  kondisi  tertentu  telah  dipraktekkan  pada  masa

                  Nabi Saw. Praktek ini dapat dilihat dari turunnya petunjuk Allah Swt.  kepada Nabi Saw
                  untuk melakukan shalat dalam kondisi bertempur di jalan Allah atau yang diperbolehkan

                  menurut ketentuan fikih.
                                                                           ٰ
                                                                      ْ
                                             ْ ْ

                                                            ٌ ۤ


                   ا ْ وﺪ  ﺠ ﺳ ا ذ ا ﻓ  ۗ    ﻢ ﻬ ت ﺤ ﻠْﺳ ا ا ْٰٓ وﺬ ﺧأ ﻴﻟو   ﻚﻌَّﻣ ﻢ ﻬْﻨ  ﻣ ة ﻔِٕىاط ﻢ ﻘ تﻠ ﻓ  ةﻮﻠَّﺼﻟا ﻢ ﻬﻟ   تْﻤ ﻗ ا ﻓ ﻢﻬْﻴ ﻓ    تْﻨ ﻛ ا ذ او
                               ْ
                                                       ْ
                                                                   ْ


                                                                                            ْ

                                 ْ ْ
                                                                                                        ْ
                                                                                        ۤ
                                                 ْ
                                             ُْ
                                                                                ْ ْ
                                                      ُْ
                      ْ


                                                                      ٌ ۤ
                   ﻢ ﻫرﺬ   ﺣ  ا ْ وﺬ ﺧأ ﻴ   ﻟو   ﻚﻌﻣ  ا ْ ﻮﻠﺼ ﻴﻠ ﻓ  ا ْ ﻮﻠﺼ ﻳ  ﻢﻟ  ى ٰرْﺧا  ة ﻔِٕىاط   تأ تﻟو  ﻢ ﻜِٕىار َّ و  ْ ﻦ ﻣ  ا ْ ﻮ ﻧ ْ ﻮ ﻜ ﻴﻠ ﻓ
                  ْ

                                                                                     ْ



                                                            ْ

                                                                                        َّ



                  ً

                   ةﻠْﻴﻣ     ﻢ ﻜْﻴﻠ ﻋ   ن ْ ﻮﻠْﻴ ﻤ ﻴ ﻓ  ﻢ ﻜ تﻌ تْﻣ او  ﻢ ﻜ ت ﺤ ﻠْﺳ ا  ْ ﻦ ﻋ   ن ْ ﻮﻠ ﻔْﻐ ت  ْ ﻮﻟ  ا ْ و   ر ﻔ ﻛ   ﻦْﻳ ﺬﻟا  َّدو  ْۚ ﻢ ﻬ ت ﺤ ﻠْﺳ او
                        ْ َّ
                                         ْ
                                                                                                 ْ
                                                  ْ

                                                                    ً
                                         ٰٓ


                   ﻢ ﻜ ت ﺤ ﻠْﺳ ا ا ْٰٓ ﻮ ﻌ ﻀ ت  ْ ن ا ى  ٰ ﺿ ْ رَّﻣ ﻢ تْﻨ ﻛ  ْ و ا  ٍ رﻄَّﻣ  ْ ﻦ  ﻣ ىذ ا ﻢ ﻜب   نا ﻛ  ْ ن ا ﻢ ﻜْﻴﻠ ﻋ   حا ﻨ ﺟ    لاوۗ ًة ﺪ   ﺣا َّ و
                                                                       ْ
                                                                                   ْ
                                                ْ
                  ْ

                                                                              ٰ ْ
                                                                                                ْ

                                                                                           ۗ
                                                              اًﻨْﻴﻬُْﻣ اًبا ﺬ ﻋ  ﻦْﻳر ﻔﻜﻠ ﻟ َّﺪ ﻋ ا   ه اللّ َّن ا  ﻢ ﻛرﺬ   ﺣ ا ْ وﺬ ﺧو



                                                                                            ْ

                 “Dan  apabila  engkau  (Muhammad)  berada  di  tengah-tengah  mereka  (sahabatmu)  lalu
                 engkau hendak melaksanakan  shalat  bersama-sama mereka, maka hendaklah  segolongan
                 dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila
                 mereka  (yang  shalat  besertamu)  sujud  (telah  menyempurnakan  satu  rakaat),  maka
                 hendaklah  mereka  pindah  dari  belakangmu  (untuk  menghadapi  musuh)  dan  hendaklah
                 datang  golongan  yang  lain  yang  belum  shalat,  lalu  mereka  shalat  denganmu,  dan
                 hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin
                 agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta  bendamu, lalu mereka menyerbu kamu
                 sekaligus.  Dan  tidak  mengapa  kamu  meletakkan  senjata-senjatamu,  jika  kamu  mendapat
                 suatu  kesusahan  karena  hujan  atau  karena  kamu  sakit,  dan  bersiap  siagalah  kamu.
                 Sungguh,  Allah  telah  menyediakan  azab  yang  menghinakan  bagi  orang-orang  kafir
                 itu”.QS.an-Nisa’(4) : 102
                         Nabi Saw juga pernah mempraktekkan shalat dalam kondisi tertentu sebanyak dua
                    puluh empat kali  akibat  pertempuran  menghadapi orang kafir. Pelaksaan  shalat terjadi
                    pada saat Nabi Saw memimpin pertempuran di Dzatur Riqa’ setelah perang Khandaq.
                         Ayo  kita  baca,  cermati  dengan  seksama,  dan  berikan  kesimpulan  tentang
                         Hadits
                  kandungan hadis-hadis Nabi Saw dibawah ini:
                      menjelaskan         a) Hadis Nabi Saw:
                     tentang tata cara

                                                   َّ
                                                                  َّ








                    pelaksanaan shalat      :  لا ﻗ     ﻢﻠ ﺳو  ﻪْﻴﻠ ﻋ الله ىﻠﺻ يبَّﻨـﻟا  ﻦ ﻋ ٍب ﻟاط يبأ ﻦْب ي ﻠ ﻋ  ْ ﻦ ﻋو
                     bagi orang yang                 َّ                                         ْ
                                              ً



                                                                 ْ


                     sakit. Tata cara       ,اﺪ ﻋا ﻗ  ىﻠﺻ   ْﻊ ﻄ تْﺴ ﻳ ﻢﻟ  ْ نإ ﻓ , عاﻄ تْﺳ ا نإاًﻤ ئا ﻗ    ﺾْﻳرﻤﻟا ى ﻠﺼ ﻳ


                                                                          ْ

                         yang               ْﻦ ﻣ    ﺾ ﻔْﺧ ا  ﻩ د ْ ﻮ ﺠ ﺳ  ﻞﻌ ﺟو , ﻪ ﺳأربأﻣ ْ وأ  ﺪ ﺠْﺴ ﻳ  ْ نأ  ْﻊ ﻄ تْﺴ ﻳ ﻢﻟ  ْ نإ ﻓ

                                                                                                   ْ



                      diperbolehkan
                                                         َّ




                                                               ً




                                                                                        ْ
                     berbeda dengan          ﻪبْﻨ ﺟ   ىﻠ ﻋ  ىﻠﺻ   اﺪ ﻋا ﻗ  ى ﻠﺼ ﻳ  ْ نأ  ْﻊ ﻄ تْﺴ ﻳ  ﻢﻟ  ْ نإ ﻓ  ,   ﻪ ﻋ ْ ﻮ ﻛ   ر
                       yang biasa                                                      ْ    ْ


                                                                          ْ



                     dilakukan dalam         ﻪبْﻨ ﺟ   ىﻠ ﻋ   ى ﻠﺼ ﻳ  ْ نأ  ْﻊ ﻄ تْﺴ ﻳ  ﻢﻟ  ْ نإ ﻓ  .   ة   ﻠْب ﻘﻟا   ﻞبﻘ تْﺴ ﻣ  ﻦﻤْﻳلأا

                                                                    ةﻠْب ﻘﻟا ي ﻠ ﻳاَّﻤ ﻣ  ﻩ لاْﺟراًﻴ ﻘﻠ تْﺴ ﻣ ىﻠﺻ
                     keadaan normal.                                   ْ  ْ            ْ      َّ      ﻦﻤْﻳلأا

               204   FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221