Page 5 - Naskah Drama Cerita Rakyat
P. 5
(Sang raja pun meninggalkan rumah peramal. Setelah sampai di kerajaannya,
raja kemudian menemui putrinya).
Raja : Wahai anakku, ayah sudah bertemu dengan peramal yang ayah
ceritakan tempo hari. Dia mengatakan bahwa petunjuk tentang jalan keluar
atas masalah negeri ini akan datang dalam mimpimu. Tidakkah kau bermimpi
mengenai hal tersebut?
Putri : Mohon maaf ayah, aku belum mengalami mimpi tersebut. Akan tetapi,
alangkah baiknya jika masalah kekeringan ini kita serahkan saja kepada
Tuhan?
Raja : Benarlah perkataanmu wahai Putriku. Maafkan ayah. Ayah sudah
sadar dengan apa yang seharusnya ayah lakukan.
(Malam pun tiba. Sang putri tertidur di kamar pribadinya. Saat tidurnya itu,
putri bermimpi bertemu dengan ibunya).
Ibu : Wahai putriku, apa yang tengah dialami oleh negeri ini akan segera
berakhir, apabila ada seorang gadis yang bersedia berkorban dan mau
menceburkan dirinya ke laut.
(Putri segera terbangun dari tidurnya. Raja juga masuk ke dalam kamar Putri
Kemarau untuk menenangkannya).
Raja : Ada apakah, wahai Putriku?
Putri : Ayah, aku mendapatkan mimpi. Dalam mimpi tersebut aku bertemu
dengan ibunda. Ibunda mengatakan bahwa kesulitan yang tengah dialami
oleh negeri ini akan segera berakhir apabila ada seorang hadis yang bersedia
berkorban dan mau menceburkan dirinya ke laut.
Raja : Bila memang begitu, mari kita berikan pengumuman kepada rakyat
tentang hal ini. Ayah juga akan mengadakan sayembara untuk menemukan
gadis yang rela berkorban untuk kerajaan ini.
(Pada keesokan harinya, raja menepati ucapannya. Raja mengumpulkan
rakyatnya dan bertanya siapa yang mau berkorban sesuai dengan mimpi
yang dialami oleh putrinya).
Raja : Wahai rakyatku, adakah dari kalian yang bersedia mengajukan diri
untuk melaksanakan amanah ini?
(Suasana pun hening).
Putri : Mohon maaf ayah, saya rela mengorbankan diri demi kemakmuran
seluruh rakyat yang ada di negeri ini (sembari berdiri).
Raja : (Terkejut) Jangan anakku. Engkau adalah satu-satunya keluarga yang
aku miliki. Engkau pula yang akan meneruskan memimpin kerajaan ini.
Putri : Tidak, ayah. Sebaiknya saya menjadi korban demi rakyat. Mungkin
saja ini adalah takdir saya.
Raja : (Sedih) Baiklah, Putriku. Kalau begitu tekadmu, maka nanti malam kita
akan menuju ke tepi laut.
(Malam pun datang dan raja, putri serta rakyat sudah berada di tepi laut yang
curam).
Raja : Anakku, apakah kau yakin dengan semua ini?