Page 55 - Bangga Jadi Anak Indonesia – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten
P. 55

JANGAN BERBOHONG AYI


                                                    Oleh : Wa Ode Ersa


                   Namaku adalah Ersa. Memiliki dua sahabat yang sekolah bersama dan bertetangga.
               Pada suatu hari kami pergi mengaji. Tiba-tiba kami bertemu dengan anak yang sangat
               nakal. Dia melompat dalam air kotor yang tergenang di jalan sehingga air kotor itu
               melengket di baju kami. Kami kemudian memutuskan pulang, karena kalau baju kami
               kotor maka kami tidak bisa ikut mengaji.
                   “Ersa, mengapa pulang dan mengapa bajumu kotor sekali?” Tanya ibu.
                   “Tadi di jalan ada anak nakal yang melompat dalam air kotor yang tergenang.“
               Jawabku dengan nada rendah.
                   Mendengar itu, ibuku sangat marah. Ibu kemudian mendatangi rumah anak itu,
               yang rumahnya pun tidak jauh dari rumah kami. Sedangkan aku hanya bisa menangis
               di kamar karena tidak bisa pergi mengaji. Tidak butuh waktu lama ibu sudah kembali
               berada di rumah.
                   “Ersa, katanya anak itu dia tidak pernah mengotori bajumu?”
                   “Dia bohong Bu! Kalau Ibu tidak percaya, ibu boleh tanya Ayi.” Jawabku.
                   “Tidak Tante, bajuku tidak kotor, baju Ersa juga tidak kotor. Tadi dia yang bermain
               di tempat yang kotor”. Ayi mengarang jawabannya tanpa ditanya.
                   Ersa yang merasa benar tidak kehabisan  akal untuk membela  diri di hadapan
               ibunya. Kemudian ia meminta ibunya untuk bertanya lagi pada sahabatnya yang lain
               yaitu Wa Petong. Namun ibunya sudah terlanjur marah dan tidak memercayainya. Ibu
               Ersa kemudian berlalu meninggalkan Ersa dalam keadaan kecewa.
                   “Mengapa berbohong?” Aku bertanya pada Ayi.
                   “Itu karena kau pernah membuatku terjatuh di tempat pengajian!” Jawab Ayi dengan
               nada penuh kemenangan.
                   “Tapi aku kan sudah minta maaf?” Balasku.
                   Keesokan harinya, aku kembali pergi mengaji.
                   “Mengapa kemarin Ersa tidak datang?” Tanya Pak Guru.
                   “Bajuku kotor Pak Guru.” Jawabku.
                   “Kenapa bajumu bisa kotor?” Tanya Pak Guru lagi.
                   “Kemarin ada anak nakal yang melompat dalam air kotor Pak. Baju kami terkena air
               kotor tapi Ayi berbohong pada Ibuku bahwa tiada yang mengotori baju kami.” Jawabku.
                   Akhirnya Pak Guru menyuruh Ayi meminta maaf kepadaku, yang tentu saja aku
               maafkan. Ayi berterima kasih padaku karena menurutnya aku sudah menjadi sahabat
               baik baginya. Tidak sampai disitu saja. Guru mengaji kami menasihati kami agar kami
               saling menyayangi satu sama lain dan tidak saling menyakiti.
                   Hal yang tidak pernah  aku sangka-sangka  dari dua sahabatku, Ayi dan Petong
               adalah mereka memberiku kado iqra dan busana muslim ketika aku berulang tahun.
               Alangkah bahagia dan senangnya hatiku memiliki sahabat yang baik seperti mereka.


                                                            *****





                                                           39
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60