Page 48 - Pelangi Persahabatan – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Bombana
P. 48

BELAJAR  TOLERANSI


                                              Oleh : Astrid  Wianda  Safitri


                   Suatu hari, Tora, Genta, Kadek dan Aisyah sedang bermain petak umpet bersama.
                   “Satu, dua, tiga, empat…” Teriak Genta.
                   Lalu ketiga anak lainnya berhamburan mencari tempat persembunyian.
                   “Sepuluh” Seru Genta menandai bahwa waktu untuk mencari tempat persembunyian
               telah habis. Pertama-tama, Genta melihat hijab  Aisyah dari belakang  drum, lalu
               kemudian mengejutkan Aisyah.
                   “Aisyah, kamu saya dapat.” Katanya.
                   “Yah, teman-teman selamatkan aku, yah. Jangan sampai kalian tertangkap juga.”
               Teriak Aisyah.
                   “Gimana, sudah aman?” Tanya Kadek kepada Tora yang tempat persembunyian
               tidak jauh darinya.
                   “Belum, Dek, kamu hati-hati.” Bisik Tora.
                   Kadek tidak sengaja menyambar kayu yang tersandar di dinding dan membuat
               Genta curiga, dengan hati-hati Genta menyusuri dinding tersebut, namun Tora sudah
               terlebih dahulu meloloskan diri ke persembunyian lain. Tak kalah gesit, Genta pun
               mencari tempat-tempat yang biasanya dijadikan tempat bersembunyi. Dan benar saja,
               dalam sekali pencarian, Tora dengan mudahnya menangkap Genta sekaligus Kadek.
                   Giliran Aisyah  yang  jadi  pencari,  sebab  dialah  yang  paling  pertama  tertangkap
               sebelumnya. Akan tetapi, permainan berikutnya baru dimulai, terdengar kumandang
               azan dari masjid terdekat.
                   “Aduh, maaf, yah, teman-teman, aku harus pulang karena sudah maghrib, besok
               saja permainan ini dilanjutkan.” Ungkap Aisyah.
                   “Wah, jangan  gitu, dong, Syah.  Aku baru saja berhasil mendapatkan  kalian,
               sekarang giliranku yang ingin bersembunyi” Kata Genta dengan nada agak kesal.
                   “Iya, kasihan Genta, dia udah capek-capek tadi.” Sambung Tora.
                   “Jangan-jangan  kamu sengaja, yah,  menjadikan salat sebagai alasan untuk
               menghindar dari tugasmu di permainan ini?”  Tora menggoda.
                   “Tidak. Kalian tahu kalau sudah jadi kewajibanku untuk melaksanakan salat lima
               waktu.” Ungkap Aisyah.
                   “Iya nih, masa kita mau menghalangi   Aisyah beribadah?”  Kata Kadek dengan
               penuh pengertian.
                   “Tapi, kan…” Genta menahan kekesalan.
                   “Tidak  ada  tapi-tapian  Genta, biarkan  Aisyah  melaksanakan  kewajibannya,
               permainan ini kita lanjutkan besok saja, dan Aisyah harus jadi pencari tanpa harus
               diundi lagi. Ayo, sekarang kita pulang, langit sudah mau gelap, tuh.” Ujar Kadek yang
               akhirnya disetujui oleh semuanya.
                   “Maaf, ya, teman-teman. dan terima kasih atas pengertian kalian.” Ungkap Aisyah
               dengan tersenyum.
                   “Maafkan aku juga, tadi sempat mencurigaimu.” Kata Tora.
                   Mereka pun kembali ke rumah masing-masing, dan berjanji untuk kembali besok
               sore untuk melanjutkan permainan yang tertunda.

                                                          *****



                                                           31
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53