Page 53 - Pelangi Persahabatan – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Bombana
P. 53
BURUNG YANG BIJAK
Oleh : Muhammad Irham
Dikisahkan, ada dua ekor tupai bernama Dias dan Adit yang tinggal di hutan Rapea.
Saat sedang tidur, mereka dikejutkan oleh kelapa yang jatuh. Lalu Dias berkata “Wah,
ada kelapa jatuh, itu pasti manis sekali, ayo kita pergi mengambilnya.”
Sesampainya di sana Adit berujar “Tapi, bagaimana cara kita memakannya, lagi
pula dari mana kamu tahu bahwa rasanya manis?”.
“Aku pernah mendengar Kuskus bercerita tentang kelapa.” Jawab Dias.
“Baiklah, mari kita ambil.” Kata Adit.
Lalu mereka menyimpan kelapa tersebut dan menutupnya dengan dedaunan, agar
tidak diambil oleh binatang lain sampai mereka tahu bagaimana cara memakannya.
“Bagaimana kalau kita pergi ke burung yang bijak?” Tanya Dias kepada Adit.
“Ayo” jawab Adit.
Sesampai di sana, burung sedang berdiam diri di ranting pohon dan langsung
bertanya apa yang membuat mereka datang menemuinya.
“Wahai burung yang bijak, bagaimana cara kami memakan buah kelapa yang kami
temukan terjatuh dari pohonnya?” Tanya Dias.
“Gampang sekali, cukup membelahnya dengan cakar kalian.” Jawabnya.
“Kok, kita tidak terpikir begitu, sih. “ Kata Adit sambil menepuk dahinya.
“Pergilah sekarang juga, sebelum kelapa kalian diambil oleh binatang lain.” Ucap
Burung.
“Baiklah, terima kasih, wahai Burung.” Ucap Dias.
Mereka pun berjalan pulang menuju kediaman mereka, namun didapatinya kelapa
tersebut telah dimakan oleh Si Kera yang rakus. Mereka pun menyesali kebodohannya
karena tidak memanfaatkan cakar tajam mereka. Malah meninggalkan kelapa itu untuk
menemui Sang Burung. Saat keduanya termenung, terdengar keributan, mereka
melihat Rusa yang berlarian ketakutan dikejar oleh Anjing Hutan.
“Hai, kalian, berhentilah!” Kata Adit dengan suara yang keras.
“Hai, Anjing Hutan, berhentilah mengejar Rusa. Pergilah ke gunung Batusangia
menemui Burung. Dia akan memberi kalian petunjuk yang bijak.”
Sejenak Rusa dan Anjing Hutan terdiam tak paham dengan yang diucapkan Adit,
namun setelah dijelaskan dengan baik, keduanya pun mengerti “Baiklah aku setuju,”
kata Anjing Hutan.
“Aku juga.” Kata Rusa.
“Kami pergi dulu, terima kasih, Adit.” Kata Anjing Hutan.
Pergilah kedua hewan tersebut dengan sangat akurnya menuju ke kediaman
Burung. Setibanya di sana, tanpa menjelasakan panjang lebar, Si Burung telah
mengetahui maksud dan tujuan mereka berdua.
“Wahai Anjing Hutan, pergilah di Desa Sikeli, di sana ada peternak yang sedang
menyumbangkan daging kepada penduduk dalam merayakan hari raya Qurban, dan
kamu, Rusa, pergilah ke lapangan Lere’ea, di sana tanahnya subur penuh rerumputan.
Kamu akan tenteram tinggal di sana.” Kata Burung dengan tenang.
35