Page 78 - Pelangi Persahabatan – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Bombana
P. 78
SATRIA DAN BURUNG HANTU
Oleh : Purnama Mutiara
Pada zaman dahulu, ada sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak
laki-laki. Suami istri tersebut juga mempunyai kebun yang luas di pulau Sagori.
Satria adalah nama salah satu anak lelaki mereka. Ia terkenal sangat baik, jujur,
suka menolong, berbakti kepada kedua orang tua, bahkan tak segan-segan untuk
menolong saudara-saudaranya. Oleh karena itu, Satria sangat disayangi. Berbeda
dengan keenam saudara laki-lakinya yang pemalas dan penakut, tapi sombong.
Suatu hari babi hutan datang menyerang ladang keluarga tersebut, sehingga
menyebabkan banyak bibit yang mati, bahkan gagal panen. Lalu suami istri itu
bingung bagaimana cara mereka bisa hidup, jika ladangnya hancur berantakan. Lalu,
Satria memberi saran agar dia dan keenam saudara laki-lakinya berjaga-jaga secara
bergantian.
Sang Ayah sangat setuju atas gagasan tersebut, pembagian jadwal ketujuh anak
lelaki itu sudah ditetapkan, yakni sekali seminggu. Satria sangat senang mendengar
pembagian tugas tersebut. Sebaliknya, keenam saudara Satria merasa keberatan.
Mereka kemudian mengatur siasat agar si Satria saja yang selalu berjaga-jaga.
“Satria, kamu terlalu pandai memanah, jadi untuk malam ini kamu saja yang
berjaga-jaga.” Ucap kakak pertamanya.
“Babi hutan itu tidak ada apa-apanya di ujung panahmu, aku beri kamu kesempatan
untuk menghabisi babi-babi hutan itu terlebih dahulu,” tambahnya lagi.
Tanpa berpikir panjang, Satria tidak menyadari bahwa ia telah diperdayai, lalu
menuruti keinginan kakaknya. Hari berganti hingga hari ke-6, keenam saudaranya
mengemukakan keluhan yang sama. Akhirnya semingguan penuh, Satrialah yang
selalu berjaga-jaga. Mengetahui hal tersebut, kedua orang tuanya makin sayang
kepadanya, hal ini lantas membuat keenam saudaranya iri kepadanya lalu berencana
untuk membuang Satria.
Suatu hari, diajaklah Satria bermain ke hutan hingga gelap gulita, kemudian
keenam saudaranya itu meninggalkannya sendirian di sana. Satria berteriak-teriak
memanggil saudaranya, tetapi panggilannya itu dijawab oleh hantu yang tinggal di
hutan tersebut hingga masuk ke dalam gua. Di gua tersebut, ia bertemu burung hantu
besar yang kakinya tampak patah, dirawatnya burung tersebut hingga sembuh. Dan
demi membalas kebaikannya, Burung Hantu mengajak Satria keluar dari hutan dengan
cara menunggangi punggung burung tersebut. Mereka kemudian terbang melintasi
perbukitan dan laut hingga tiba di sebuah istana yang megah.
Alangkah mujur nasib Satria, sebab setelah sampai dan menetap di sana, ia pun
diangkat menjadi pangeran karena menikahi putri raja yang cantik jelita.
******
55