Page 106 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 106

KEBAIKAN LANI


                                              Oleh : Muthiah Shabihah Ismail


                   Lani adalah  murid baru di kelas IV sekolah  kami. Ia pindahan  dari Bandung.
               Mengikuti orang tuanya yang baru saja pindah tugas di Kolaka. Walaupun dia anak
               baru, tetapi banyak murid-murid senang berteman dengannya. Karena dia baik, murah
               senyum, humoris, senang berbagi, dan ramah kepada semua.
                   Di samping itu, ada murid lain, namanya Ratih. Ia membenci Lani yang sama sekali
               tidak pernah berbuat jahat kepadanya. Awalnya Lani heran terhadap sikap Ratih tetapi
               lama-kelamaan  ia terbiasa juga. Hanya saja ada seorang murid di kelasnya yang
               tidak menyukainya, Lani tidak tahu, kenapa temannya itu yang bernama Ratih, sangat
               membencinya, padahal dia tidak memiliki kesalahan apapun.
                   Pada suatu hari, Lani dan adiknya akan berangkat ke sekolah tetapi tiba-tiba hujan
               gerimis  turun. Kemudian  Lani  dan adiknya  meminta payung  ibunya  agar pakaian
               mereka tidak basah sampai di sekolah yang tidak jauh dari rumah.
                   “Kak, bagaimana kalau kita pinjam payung ibu saja?” Usul Ari, adik Lani.
                   “Iya Dek, itu ide yang bagus!” Kata Lani. “Ayo Dek, kita minta payung ibu” Sambung
               Lani.
                   Lani dan adiknya bersemangat menemui ibu yang masih di dapur. Meminta payung
               dan pamit berangkat ke sekolah. Belum juga jauh berjalan, Ari melihat seorang murid
               SD duduk menangis sambil melihat lututnya yang berdarah.
                   “Kak, lihat, di sana ada yang jatuh!” Seru Ari pada Lani.
                   “Hah, itu Ratih. Ayo kita bantu!” Balas Lani sambil memegang tangan adiknya dan
               menghampiri Ratih.
                   “Ratih, kamu kenapa? Kenapa bisa begini?” Tanya Lani kepada Ratih.
                   “Tadi aku terpeleset.” Jawab Ratih sambil terisak.
                   “Kamu tidak apa-apakan? Mari aku bantu!” Lani mengulurkan  tangannya pada
               Ratih yang kemudian disambut tanpa pikir panjang.
                   “Iya aku tidak apa-apa. Terima kasih Lani” Kata Ratih.
                   “Iya sama-sama. Ayo aku antar ke rumahmu. Ganti baju, nanti kita ke sekolah
               bersama-sama.”Bujuk Lani pada Ratih.
                   Dalam perjalanan menuju rumah Ratih, mereka berdesak-desakkan  dalam  satu
               payung bertiga. Ratih mulai menyesal telah jahat kepada Lani. Lani memang sangat
               baik. Olehnya itu banyak yang mau berteman dengannya. Sedangkang Ratih tidak
               bisa menerima  kenyataan  bahwa  ia tidak disukai oleh teman-temannya  karena
               sifatnya yang selalu iri hati terhadap orang lain. Pernah suatu waktu ia menfitnah Lani.
               Ia menuduh Lani mengambil ballpoint guru, tetapi ternyata ballpoint tersebut ada di
               atas meja.
                   “Kalian tunggu di luar ya?” Pinta Ratih begitu sampai di teras rumahnya.
                   “Iya, baiklah!” Jawab Lani yang juga diikuti oleh adiknya, Ari.
                   Tidak lama berselang, Ratih muncul dengan pakaian yang bersih dan siap berangkat
               ke sekolah. Ayah Ratih yang kebetulan bersiap berangkat kerja mengantar mereka ke
               sekolah. Begitu mereka turun dari mobil ayah Ratih, masih di depan gerbang sekolah



                                                           83
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111