Page 112 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 112

harus main hakim sendiri. Untung saja dia tidak marah.” Nasehat Aspin yang disambut
               anggukan oleh Rafael.
                   Rafael masih gelisah ketika kepala sekolah memasuki kelas mereka yang diikuti
               oleh seorang guru muda yang tak lain adalah Pak Satrio. Rafael semakin gelisah ketika
               kepala sekolah mengatakan bahwa Pak Satrio akan menjadi guru kelas menggantikan
               Pak Rusdin.
                   “Walaupun Pak Satrio guru baru, tetapi kalian harus tetap menghormatinya. Kalian
               mengerti?” Tanya Kepala Sekolah.
                   “Iya pak, kami mengerti!” Jawab murid serentak.
                   Perkenalan selesai. Kepala sekolah keluar.  Pelajaran pun dimulai. Selama jam
               pelajaran  Rafael  tidak tenang. Bel istirahat  seolah  sangat  lama. Dan ketika jam
               istirahat, Rafael mendatangi ruang guru untuk bertemu Pak Satrio dan meminta maaf.
               Tentu saja Pak Satrio bingung. Selain karena ia guru baru, mengapa juga ada murid
               yang tiba-tiba menghadap kepadanya.
                   “Ada apa? Siapa namamu Nak?” Tanya Pak Satrio.
                   “Saya Rafael, Pak!” Jawabnya.
                   “Ada apa Rafael?” Tanya Pak Satrio lagi.
                   “Begini Pak, Rafael mohon maaf. Kemarin Rafael melempar bapak ketika bapak
                         memetik mangga. Rafael pikir pencuri karena Rafael belum pernah melihat
                            bapak sebelumnya.” Kata Rafael panjang lebar.
                                 “Oh, jadi itu kamu?” Tanya                 Pak Satrio.
                                 “Iya  Pak.  Sekali lagi                      Rafael mohon maaf atas
                             kesalahan         Rafael.                        Rafael      tidak      akan
                             mengulanginya.       Janji                        Pak.” Rafael  memohon
                            maaf panjang lebar dengan                          suara terbata-bata.
                               “Iya bapak maafkan. Lain                        kali jangan seperti itu lagi.
                         Kalau mau menuduh orangnya                               dilihat dulu dan jangan
                          main hakim sendiri.” kata  Pak                            Satrio
                              Rafael  kemudian  menyalami                           Pak     Satrio    dan
                           mencium punggung                                         tangannya. Rafael
                                                                                    keluar dari ruang
                                                                                    guru          dengan
                                                                                    perasaan         lega
                                                                                    karena         sudah
                                                                                    meminta  maaf atas
                                                                                    kesalahan        yang
                                                                                    telah ia perbuat.


                                                                                              *****













                                                           88
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117