Page 30 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 30
“Tapi tadi Tessa lihat kamu berdiri di dekat mejaku.” Kilah Safira yang tetap kukuh
menganggap itu adalah guntingnya.
“Iya, tapi tadi itu aku cuma lihat-lihat contoh prakarya, bukan mengambil guntingmu.”
Ucap Melsa semakin kesal.
“Pokoknya ini guntingku”. Bentak Safira
“Seenaknya kamu bicara, itu gunting aku!” Kata Melsa sambil menangis.
Kemudian Bu Yuli datang mengahampiri mereka.
“Ada apa ini, kenapa kalian bertengkar?”
“Ini, Bu. Melsa mengambil gunting aku.” Kata Safira.
“Tidak, ini milikku. Aku membawanya dari rumah.” Melsa membela diri. Anak-anak
di dalam kelas pun menjadi gaduh. Bu Yuli pun menenangkan mereka.
“Baiklah anak-anak semua tenang yah? Siapa yang melihat Melsa membawa
gunting? Coba angkat tangan.” Kata Bu Yuli kepada semua murid.
“Aku, Bu. Tadi pagi aku temani Melsa pulang ambil gunting ini ke rumahnya.” Jawab
Saberiah.
“Nah berarti ini gunting Melsa. Lalu siapa yang melihat gunting Safira di atas meja?”
Tanya Bu Yuli lagi. Semua murid terdiam dan tidak ada yang mau mengaku.
“Baiklah coba kalian periksa kembali di dalam tas masing-masing atau di dalam laci
meja kalian.”
Ternyata Safira menyimpan gunting itu di dalam laci. Safira pun memperlihatkan
gunting itu kepada Bu Yuli.
“Bu, aku sudah temukan, ada di dalam laci meja aku.” Kata Safira dengan wajah
yang menyesal.
“Nah itu, jangan langsung bertengkar dulu. Periksa lebih teliti dan bicarakan baik-
baik lebih dulu.” Bu Yuli menasihati Safira. “Sekarang, minta maaflah ke Melsa.”
Safira pun kembali menghampiri meja Melsa untuk meminta maaf.
“Melsa maafkan Aku, yah. Karena sudah menuduhmu.” Ucap
Safira dengan rasa bersalah.
“Iya aku sudah
memaafkanmu. Kita tidak usah
bertengkar lagi.” Kata Melsa
tersenyum.
“Baiklah anak-anak kalian
dengar, janganlah gegabah dan
bertindak emosional, karena itu akan
menimbulkan pertengkaran. Bicarakan
secara baik-baik dan berfikir
positif.” Kata Bu Yuli
mengakhiri pelajaran.
*****
18