Page 31 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 31

MENDAMAIKAN DINI DAN TIKA


                                              Oleh : Raisyah Tri Nur Andirah




                   Tina dan Linda yang berjalan dari kantin, mereka serentak terhenti ketika melihat
               ada kerumunan di belakang kelas.
                   “Kerumunan apa itu, Lin ?”  Tina heran
                   “Kita lihat ke sana, yuk!” Ajak Linda.
                   Lalu keduanya sampai ke dekat kerumunan. Alangkah terkejutnya Tina dan Linda
               mendapati bahwa ada yang sedang bertengkar di tengah kerumunan tersebut.
                   “Kita harus melerai mereka, Lin.” Kata Tina. Linda pun berniat yang sama. Mereka
               lantas ke tengah kerumunan untuk melerai kawannya yang sedang bertengkar dan
               saling jambak.
                   “Hentikan!”  Sentak Linda  dan  Tina sambil  sama-sama  menarik  salah  satu dari
               mereka.
                   “Bubar semua,  kalian malah asyik menonton  dan bukannya menghentikan
               perkelahian ini.” Ucap Linda dengan nada tinggi. Teman-teman yang berkerumun pun
               memilih membubarkan diri.
                   “Ayo sekarang kita ke ruangan kepala sekolah.” Ajak  Tina. Sesampai di ruang
               kepala sekolah, Dini dan Tika pun diinterogasi.
                   “Kenapa kalian berkelahi?” Tanya Pak Kepala Sekolah. Keduanya terdiam sambil
               menundukkan kepala.
                   “Jawab!” Serunya lagi.
                   “Eh, ini Pak. Tadi Dini mengejek dengan mengataiku bodoh.” Ungkap Tika dengan
               gugup.
                   “Betul yang diucapkan Tika itu?” Tatapan Pak Kepala Sekolah mengarah ke Dini.
                   “Begini, Pak.  Tadi waktu di kelas, saat Bu Guru menyuruh  Tika menghapalkan
               Pancasila, jawabannya terbalik-balik, jadi saya spontan berkata kalau dia bodoh. Masa
               sudah kelas 5 tidak menghapal Pancasila.” Jawab Dini.
                   “Itu karena aku gugup jadi terbalik-balik, tapi bukan berarti aku bodoh.” Ungkap
               Tika yang masih marah.
                   “Seharusnya kamu tidak gampang berkomentar seperti itu Dini, biarkan Bu Guru
               yang memberinya arahan, bukan malah kamu mengejeknya begitu. bagaimana kalau
               kamu yang diposisi Dini,  sudah gugup, diejek pula. Jangan diulangi  lagi, ya!  Dan
               kamu Tika, belajarlah lagi, supaya lebih fasih menghafal Pancasila.” Kata Pak Kepala
               Sekolah.
                   “Kalian memberikan  contoh yang buruk terhadap adik kelasmu, itu tidak baik.
               Sekarang, kalian berdamailah.” Sambung Pak kepala Sekolah.
                   Akhirnya Dini dan  Tika  bersalaman dan memilih damai, agar bisa saling
               mengintrospeksi diri.


                                                            *****





                                                           19
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36