Page 41 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 41
MEMILIH PEMIMPIN
Oleh : Dicky Hilmawan Supanji
Saat naik ke kelas 5, kami pindah ke ruang yang baru dan didampingi juga dengan
wali kelas yang baru. Namanya Bu Harbaya, beliau guru yang baik sekali.
“Anak-anak sekarang kita akan memilih ketua kelas dan membuat jadwal penyapuan
yang baru” Kata Bu Harbaya.
“Iya, Bu.” Suara para murid yang kompak menjawab.
“Di antara kalian siapakah yang mau menjadi ketua kelas?” Namun semua murid
terdiam, dan tidak ada yang mengajukan diri.
“Baiklah kalau begitu, kita akan menunjuk 3 nama siswa. Kira-kira siapakah yang akan
mejadi kandidat ketua kelas?” Tanya Bu Harbaya.
Sejenak anak-anak berdiskusi kemudian menunjuk 3 nama, yaitu Rasya, Dicky, dan
Adit yang keluar sebagai kandidat ketua kelas.
“Baiklah anak-anak, kita telah mendapatkan 3 kandidat, kalian tentu sudah mengenal
sifat dan watak dari ke tiga teman kalian ini, jadi pilihan ada di tangan kalian sendiri.” Kata
Bu Harbaya.
Kemudian pemilihan ketua kelas pun dilangsungkan secara tertib. Anak-anak menulis
nama kandidat pilihannya yang serentak dikumpulkan lantas dibacakan hasilnya. Dan dari
hasil pemilihan ketua kelas tersebut, Rasya mendapatkan 7 suara, Adit mendapatkan 5
suara dan Dicky mendapatkan 8 suara.
“Baiklah anak-anak, dari hasil pemilihan yang kalian laksanakan ini, perolehan suara
terbanyak adalah Dicky. Dengan demikian sejak hari ini, Dicky mengemban tugas sebagai
ketua kelas kalian. ” Kata Bu Harbaya yang disambut tepukan riuh anak-anak.
“Baiklah anak-anak setelah ini kita akan menulis jadwal pelajaran yang baru dan
sebentar jangan lupa kita lanjutkan dengan membersikan kelas,” kata Bu Harbaya.
Sepulang sekolah, Sapta dan Rayhan yang berjalan beriringan pun membahas tentang
pemilihan ketua kelas yang berlangsung hari ini.
“Oh ya, Sapta. Saat pemilihan tadi, kau pilih siapa?” Tanya Rayhan penasaran.
“Aku memilih Dicky. Kalau kamu?” Sapta balik bertanya.
“Aku tidak memilih Dicky, aku pilih yang lain.” Jawab Rayhan.
“Aku sengaja memilih Dicky, karena kamu tentu tahu sendiri, Dicky orangnya selalu
menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.” Terang Sapta merasa yakin
dengan pilihannya.
“Tapi aku kesal karena Dicky itu selalu melapor kepada guru kalau ada PR yang belum
dikumpulkan, padahal dia tahu aku belum mengerjakannya. Aku tidak mau memilih Dicky,
dia terlalu rajin.” Ketus Rayhan.
“Justru itu baik untuk kita, kalau kita terbiasa menjalankan tugas sesuai amanah, pasti
hasilnya memuaskan.” Ungkap Sapta seraya tersenyum.
“Ah kamu ini, aku malas berteman dengamu. Kamu terlalu sok rajin persis dengan
Dicky.” Rayhan berjalan laju dan meninggalkan Sapta.
“Terserah kamu, aku hanya memilih pemimpin yang baik.” Gumam Sapta nyaris tak
terdengar karena Rayhan sudah menjauh.
27