Page 46 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 46
MEMBERSIHKAN SEKOLAH
Oleh : Iksan Arfan
Setiap Sabtu, sekolahku selalu mengadakan kerja bakti, yang biasanya
dilaksanakan di pagi hari, sekitar 30 menit. Dan dengan waktu yang singkat itu sekolah
kami bisa menjadi lebih bersih. Tugas kami pun telah dibagi, ada yang membersihkan
di kelas, dan ada juga yang di luar kelas. Kalau aku lebih senang membersikan kaca-
kaca jendela kelas, untuk itu aku membawa lap bekas dan ember kecil dari rumah.
Saat melap kaca, aku biasanya akan ditemani Adi, teman sekelasku yang kerap
membantuku.
Tapi aku melihat 3 orang temanku yang tidak mau membantu membersikan kelas,
biasanya mereka lebih memilih ke kantin untuk makan daripada kerja bakti. Adi pun
menegur mereka.
“Hei, kenapa kalian selalu menghindar kalau ada kerja bakti?”
“Kami lapar, mau makan di kantin. Lagi pula, ada kalian yang akan membersikan
kelas ini.” Sergah Anto tanpa merasa bersalah.
“Tapi kalau kita bergotong-royong, pekerjaan akan cepat beres dan kelas kita jadi
lebih bersih.” Tambah Adi sedikit kesal.
“Ah itu urusan kamu dan Ikhsan, kami ini mau makan. Pokoknya kami lapar, kalau
kami sakit, bagaimana? Kamu dan Ikhsan mau tanggung jawab?” Bentak Anto.
“Kalau makan di kantin itu ada waktunya di jam istirahat. Tapi sekarang waktunya
adalah bakti sosial, semua siswa bekerja sama.” Ungkap Adi.
“Pokoknya aku mau makan!” Kata Anto dengan suara tinggi. Aku segera menyuruh
Adi untuk membiarkan mereka pergi ke kantin. Tidak perlu kesal sebab yang lebih
penting dari itu adalah, tugas membersihkan kelas lekas selesai sebelum bel berdering.
“Eh, ada apa ini ribut-ribut?” Tegur ketua kelas.
“Ini Adi dan Ikhsan terlalu rajin.” Tukas Anto membela diri.
“Aku hanya menegur Anto agar kita bergotong royong supaya pekerjaan
terselesaikan dengan cepat.” Tukas Adi yang masih tampak kesal dengan sikap Anto.
“Tapi aku sedang lapar, mau ke kantin dulu, nanti juga kami kembali lagi.” Tambah
Anto lagi.
“Dia selalu beralasan begitu, tapi kalau sudah ke kantin biasanya tidak akan kembali
sampai kerja bakti selesai.” Penjelasan Adi disambut dengan wajah Anto yang merah
karena malu.
“Jangan seperti itu Anto, kamu tidak dengar waktu apel tadi pagi. Kata kepala
sekolah bersih itu sebagian dari iman. Kalau lingkungan kita bersih suasana hati kita
akan lebih nyaman. Dan perkerjaan itu haruslah dilaksankan dengan bergotong-royong
agar lebih ringan dan cepat selesai.” Kata-kata ketua kelas membuat Anto hanya bisa
terdiam.
“Apa lagi waktu yang di berikan hanya 30 menit saja, itu terlalu singkat untuk
dilaksankan, apalagi hanya aku dan Ikhsan yang mengelap kaca, itu akan memakan
waktu lama.” Tutur Adi seraya menunjuk padaku yang masih tekun mengelap kaca
dengan kain. Sementara Anto dan kedua temannya itu tertunduk mendapat teguran
31