Page 51 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 51

RAJIN MENGAJI


                                                  Oleh : Arabia Sabariah


                   Perkenalkan namaku Sabe, sejak kecil aku sudah terbiasa mendengar nenek dan
               ibuku mengaji. Setiap mendengar lantunan ayat suci, membuat hatiku terasa sejuk
               dan damai. Nah, Ramadan pun tiba, maka selama satu bulan kami diliburkan sekolah,
               namun kami tetap ditugaskan untuk mencatat kegiatan selama Ramadan, termasuk
               mencatat kemajuan kami dalam membaca quran.
                   Kegiatanku  hari ini adalah  menjemput Ani untuk nantinya  bersama-sama  pergi
               mengaji ke masjid.  Tetapi, sesampai di rumahnya, aku tidak bertemu dengan Ani,
               kata ibunya, Ani sedang bermain game di warnet. Aku pun  pergi mengaji sendirian
               dan memilih untuk tidak terpengaruh dengan cara  Ani mengahabiskan waktu.
                   Esok dan esoknya lagi,  Ani masih saja tak ada, setiap kali aku datang menjemput
               ke rumahnya,  Ani selalu pergi  bermain  di warnet.  Tak terasa sudah  satu minggu
               Ramadan, akupun sudah mengaji hingga di juz tujuh. Dan Ani, sampai hari ini belum
               mengaji, terlebih untuk datang solat tarawih secara berjamaah.
                   Satu pagi, tak sengaja aku bertemu Ani di jalan.
                   “Hai, Ani. Dari hari pertama puasa aku kerumahmu tapi kamu tidak pernah ada.”
               Sapaku dengan ramah.
                   “Oh itu, aku ke warnet untuk menghabiskan  waktu menunggu  beduk  berbuka
               puasa. Di sana banyak permainan terbaru dan seru, membuat kita lupa pada rasa
               haus dan lapar.” Ucapnya.
                   “Tapi, kamu tidak pernah pergi mengaji. Bagimana nanti kamu akan mengisi buku
               tugas dari sekolah.” Kataku.
                   “Loh, kenapa kamu jadi atur-atur aku, terserah akulah.” Kilah Ani tak memedulikan
               saranku.
                   “Tapi mengaji itu penting, bukan soal tugas dari sekolah saja, tapi dengan mengaji
               di bulan Ramadan kita dapat pahala berlipat ganda.” Tambahku.
                   “Iya, aku tahu itu, tapi kan aku bermain  game itu juga mengasah  kemampuan
               berpikir otak, jadi tidak ada salahnya, kan?” Kata Ani.
                   “Tapi bermain game itu menghabiskan banyak waktu dan menjadi sia-sia. Coba
               rassakan matamu, karena terlalu lama memandang layar komputer akhirnya matamu
               lelah dan bisa sakit. ” Kataku.
                   Sejenak Ani mengucek matanya, lalu tersadar oleh kata-kataku. Bisa dirasakannya
               bahwa belakangan ini, matanya selalu berair dan agak merah. Itu merupakan dampak
               buruk  dari  bermain  game sepanjang  waktu. Ani pun  menyesali  perbuatannya  dan
               meminta maaf.
                   Sejak saat itu, Ani tidak lagi menghabiskan waktu dengan bermain game di warnet.
               setiap aku datang menjemput ke rumahnya, dia sudah menungguku di teras. Kami
               pun berangkat bersama-sama untuk mengaji ke masjid.


                                                            *****





                                                           35
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56