Page 53 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 53
USAHA DAN DOA ADALAH KUNCI KESUKSESAN
Oleh : Sitti Kayla Mayza
Aina kembali berjalan menuju kelasnya, ia tampak murung dan kecewa setelah
mendengar dari Pak Tayeb, bahwa ia tidak lulus olimpiade IPA tingkat SD se-kotanya.
Padahal ia sudah berusaha belajar tiap malam dan bimbel tiap sore, tapi tetap nilainya
tak mencapai standar kelulusan, dan ini merupakan tahun kedua Aina mengikuti
Olimpiade IPA. Aina merasa upayanya sia-sia, air mata pun menetes di pipinya. Ia
kecewa sekali melihat nilai yang tertera di kertas.
Pak Tayeb menyarankan untuk tetap semangat belajar dan jangan berputus asa,
tahun depan bisa ikut lagi, tuturnya. Aina yang mendengar saran dari gurunya hanya
bisa terangguk lalu menunduk. Rasa kecewa Aina begitu dalam. Seharian di sekolah,
Aina tidak begitu semangat mengikuti pelajaran.
Sesampainya di rumah, Aina langsung masuk ke kamarnya, mengganti seragamnya
dan baring di ranjangnya. Ia sengaja melewatkan makan siang sebab nafsu makannya
hilang. Pikirannya hanya diliputi rasa kecewa karena tidak lulus olimpiade. Nenek, ibu
serta kakaknya, Kayla, menunggu di meja makan, tapi Aina belum juga datang, lalu ibu
datang ke kamar Aina dan mengetuk pintu kamarnya.
“Aina, ayo kita makan siang bersama, Sayang.” Rayu ibunya, namun Aina tidak
menjawab. Ibu yang merasa cemas, langsung saja membuka pintu kamar. Melihat
Aina berbaring di ranjang, Ibu mengira Aina tertidur. Tapi kemudian ibu mendengar
suara tangisan Aina di balik bantalnya, Ibu pun menghampiri dan menanyakan apa
yang terjadi padanya.
“Aina, kenapa kamu menangis? Apakah ada masalah di sekolahmu?” Tanya Ibu.
Aina menoleh kepada ibunya, dan langsung saja memeluk ibunya dengan erat. Air
matanya masih bercucur, Aina pun berucap, “Ibu, aku tidak lulus olimpiade IPA, aku
sangat kecewa, padahal aku sudah belajar setiap hari dan tekun mengikuti bimbel,
tapi nilaiku tidak mencapai standar kelulusan, dan ini yang kedua kalinya, Bu. Aku
sangat kecewa.” Lirih Aina sambil mengusap air matanya.
Ibu yang melihat putri kesayangannya, menangis karena kecewa segera mengelus
kepalanya, dan berkata, “Aina, jangan bersedih terlalu dalam hanya karena kamu tidak
lulus olimpiade itu, Ibu yakin kamu sudah berusaha semampumu. Dan Ibu bangga
kepadamu karena usaha dan semangatmu mengikuti olimpiade, walaupun kali ini
kamu tidak berhasil, berarti belum rezekimu, Sayang. Di lain kesempatan kamu pasti
akan berhasil.”
“Iya, Bu. Tapi tetap saja aku merasa saangat kecewa.” Balas Aina. Masih dalam
keadaan menangis.
“Hapus air matamu, Sayang. Wajar saja kamu merasa kecewa, tapi jangan
berlebihan. Ada pepatah mengatakan, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Dan satu lagi, Ibu juga merasa kecewa terhadapmu, akhir-akhir ini sebelum kamu
mengikuti lomba olimpiade ini, kamu sudah jarang beribadah, kamu lebih fokus
belajar. Usaha harus keras, tapi juga harus dibarengi dengan berdoa.” Tutur Ibu seraya
mengelus kepala Aina yang mengangguk paham.
37