Page 67 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 67

KEBIJAKSANAAN ODI


                                                       Karya: Refan


                   Hari masih sangat pagi, Odi dan adiknya yang bernama Ali, datang ke sekolah
               lebih cepat karena jarak sekolah dengan rumah mereka letaknya lumayan jauh. Odi
               senang sekali berjalan kaki di pagi hari, udara masih sangat segar, begitu juga dengan
               adiknya, mereka lebih senang berjalan kaki ke sekolah ketimbang naik kendaraan.
                   Di perjalanan, Odi tak sengaja bertemu dengan Rian, kakak kelasnya yang beda
               satu tingkat dengannya, yang terkenal sangat nakal  di sekolah  dan di lingkungan
               rumahnya.
                   “Hai, Rian. Tumben pagi-pagi makan mangga, nanti sakit perut loh.”
                   Rian menoleh dan menjawab dengan sedikit marah, “ aku mau makan apa, itu
               bukan urusanmu.”
                   Odi lalu bersikap  lebih  lembut  lagi  dan  bertanya   kepada  Rian,  “iya, itu bukan
               urusanku. Tapi kalau sedang makan mangga, janganlah buang kulitnya di jalanan,
               nanti dikerumuni lalat dan akan menyebabkan berbagai penyakit.”
                   Rian malah semakin marah ditegur seperti itu, dan menjawab,  “ah kau banyak
               bicara.”
                   Lalu Rian dengan emosi, melayangkan pukulan ke wajah Odi, Odi langsung kaget
               dan menghindar pukulan tangan Rian, saat Rian mengulanginya lagi, seketika saja,
               kaki Rian terpleset, akibat menginjak kulit mangga yang telah ia buang. Rian kaget
               dan meringis kesakitan, tapi dia malu dianggap lemah dan cengeng di hadapan Odi,
               dia lalu bangkit dan wajahnya masih diselimuti kemarahan.
                   “Ini akibatmu, aku jatuh seperti ini.” Kata  Rian  sambil mencengram bahu Odi.
               Odi jadi kaget dan menjawab dengan tegas, “turunkan tanganmu, bukan aku yang
               menjatuhkanmu, tapi kamu sendiri yang terjatuh akibat kulit mangga yang telah kamu
               buang sembarangan.”
                   Sebelum Rian melayangkan tinjunya lagi ke arah Odi, seketika saja ada Pak Guru
               datang menghampiri, “hei, kalian tidak boleh berkelahi!” Sambil memisahkan tangan
               kiri Rian di bahu Odi.
                   Dan Pak Guru mulai bertanya lagi, “hai, Rian. Kenapa kamu meninju temanmu ini?”
                   Rian tertunduk, dengan sedikit takut ia menjawab, “tidak pak, kami cuma bercanda.
               Bukan begitu, Odi?” Sambil melirik ke arah Odi.
                   Sebelum Odi menjawab, adik Odi yang bernama Ali langsung bersaksi, “tidak, Pak
               Guru, Rian  yang mau memukul Kakakku.”
                   Pak Guru beralih kepada Rian, “apakah betul itu, Rian? Kenapa kamu mau memukul
               temanmu itu?”
                   Rian tak tahu mau berkata apa lagi, dia mengaku salah, Pak Guru pun memutuskan
               untuk membawa Rian ke ruang konseling setelah tiba di sekolah, tetapi Odi langsung
               saja berkata, “Pak Guru, menurutku tidak perlu, karena masalah ini berada di luar
               sekolah, alangkah baiknya, kalau masalah ini, diselesaikan di sini saja.” Ungkap Odi
               dengan bijak.
                   Pak guru berpikir, bahwa pendapat Odi benar juga, beliau pun akhirnya memutuskan,



                                                           49
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72