Page 13 - Berbagi Kasih – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kota Baubau
P. 13

BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH


                                            Oleh : Djoerghy Agustian Liong


                   Semester lalu, Yayan mendapat juara satu di Kelas IV-B. Ia juga menjuarai olimpiade
               matematika. Ia sangat disenangi  oleh  teman-teman sekelasnya.  Teman akrabnya
               bernama Sahlan dan Ayed. Mereka bertiga hampir selalu bermain dan belajar bersama.
               Para guru, kepala sekolah, bahkan penjaga sekolah pun sayang sama mereka.
                   Suatu hari, mereka berolahraga di lapangan sekolah. Pak Radi membimbing murid-
               murid  melakukan  bermacam gerakan  yang  menyenangkan.  Mereka  merentangkan
               tangan, menoleh kanan kiri, latihan keseimbangan, dan tertawa riang. Matahari pagi
               menambah  indahnya  suasana. Setelah selesai, mereka diperbolehkan  beristirahat.
               Beberapa lainnya duduk di pinggir taman bunga.
                   “Yayan, kemari sebentar!” seru Pak Radi.
                   Yayan berlari menuju pak guru. Ia memang dipercaya sebagai ketua kelas.
                   “Ada apa, Pak?” tanya Yayan sambil mengelap keringatnya.
                   Guru olahraga memberitahukan  bahwa  mereka akan mengikuti  lomba  tarik
               tambang melawan kelas IV-A. Lomba akan dilaksanakan minggu depan. Murid-murid
               harus mempersiapkan diri mulai hari ini. Semua bersemangat menyimak penjelasan
               Pak Radi. Namun, beberapa kelihatan khawatir.
                   Sehari setelah rencana lomba diumumkan, Yayan dan kedua temannya menghadap
               Pak Radi.
                   “Pak,  ada yang tidak mau ikut lomba,”  Yayan mengawali  perbincangan.  Kedua
               temannya mengangguk.
                   Guru olahraga menoleh sambil bertanya, “Mengapa?”
                   Sahlan dan Ayed menjawab hampir bersamaan, “Murid kelas IV-A kuat-kuat semua.”
                   “Lantas, apakah kalian akan menyerah?”
                   “Tidak!”, ketiganya menjawab serentak.
                   Pak Radi lantas berpesan kepada murid-murid bahwa sekuat apapun lawan tidak
               menjamin mereka akan menang. Kerja sama tim dan gotong royonglah yang akan
               menentukan keberhasilan sebuah kelompok. Gotong-royong  dilakukan  oleh orang-
               orang yang tidak melihat latar belakang dan asal orang lain. Selama itu untuk kebaikan,
               pekerjaan akan diselesaikan bersama.
                   Ketiganya mengangguk. Kemudian berlari kembali ke kelas mereka. Kata-kata pak
               guru memompa semangat mereka. Semangat yang mereka sebarkan kepada seluruh
               teman sekelas.
                   Hari perlombaan dimulai. Berkat keberanian Yayan dan kedua temannya, seluruh
               murid kelas IV-B berani mengikuti lomba. Dengan semangat persatuan, mereka
               memenangkan perlombaan. Semua senang. Semua gembira.
                   Di tengah sorak-sorai kemenangan, Yayan teringat pantun Wolio. Ayam kampung
               dan ayam hutan. Kita sembelih makan dagingnya. Walaupun kamu Muna saya Buton.
               Kita satu Indonesia.

                                                          *****




                                                           3
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18