Page 27 - Berbagi Kasih – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kota Baubau
P. 27
JANGAN LUPA MINTA MAAF
Oleh : Ines Aprilia Laonard
Najwa adalah anak yang baik. Ia selau berlaku sopan dan santun kepada siapa saja.
Itu sebabnya ia disayang oleh teman-temannya.
Salah seorang sahabatnya bernama Nadien. Najwa dan Nadien hampir selalu bersama
mengerjakan segala hal. Selain menjadi teman di sekolah, mereka pun sering bertemu di
rumah karena bertetangga. Najwa dan Nadien saling membantu dan rajin menolong satu
sama lain. Mereka juga memiliki dua teman lainnya. Iren dan Nanda namanya.
Suatu saat, bel istirahat berbunyi. Murid-murid berhamburan ke luar kelas. Mereka
bermain di lapangan, di halaman, atau duduk-duduk di bangku taman.
“Kalian mau ke kantin?” tanya Najwa kepada ketiga temannya.
“Ya,” ketiga temannya menjawab bersamaan.
Baru beberapa langkah menuju kantin, mereka mendengar murid-murid yang tiba-tiba
ribut. Mereka memutuskan kembali ke kelas. Di kelas, Ibra dan Saiful sedang adu tinju.
Tidak ada yang mau mengalah. Mereka saling balas satu sama lain.
Melihat hal ini, Najwa dan Nadien berlari ke ruang guru. Mereka melaporkan kejadian
itu kepada pak guru. Sementara Iren dan Nanda membantu teman lain memisahkan dua
murid yang sedang berkelahi.
“Sudah. Hentikan!”
Pak guru berteriak sambil melerai Ibra dan Saiful. Setelah berhasil memisahkan
keduanya, pak guru menggelengkan kepalanya. Ia pun bertanya tentang sebab perkelahian.
“Ceritakan pada Bapak. Ini ada apa?”
“Saiful mengambil bolaku, Pak.” Ibra berbicara sambil mengusap keningnya yang
memar.
Sambil meringis, Saiful membela diri “Tidak, Pak. Ibra sembarang menuduh orang!”
“Tapi kata teman-teman, kamu yang mengambilnya”, Ibra menimpali.
Keduanya sudah bersiap saling serang kembali, sebelum akhirnya Pak Guru memegang
lengan mereka.
Setelah diusut, ternyata bola itu bergelinding ke meja paling belakang. Tiga kursi dari
tempat duduk Ibra. Najwa yang menemukannya. Bola itu berguling tanpa sengaja ketika
Ibra terburu-buru izin ke WC.
Ibra tak dapat berkata apa-apa. Ia telah salah menuduh dan memukul Saiful. Sebelum
pak guru sempat bersuara, Ibra telah mengulurkan tangan kepada Saiful. Saiful langsung
memeluk Ibra. Mereka pun berdamai. Pak guru tersenyum sambil berpantun: Bhari
kinande i bawona meja, Momambakana kapusu nosu, Ane amara, bhe upogera, Bholi
malingu emani maafu.
“Artinya apa, Pak?” tanya Najwa
“Banyak makanan di atas meja, yang paling enak nasi jagung, kalau marah dan
bertengkar, jangan lupa meminta maaf.”
*****
15