Page 29 - Berbagi Kasih – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kota Baubau
P. 29

PETUGAS KEBERSIHAN


                                              Oleh: Muh. Saiful Kamil Usman




                   Pelajaran olahraga selalu diadakan di lapangan samping sekolah. Sudah sebulan
               ini kami berolahraga di situ. Untuk sementara, kami tak dapat berolahraga di lapangan
               upacara. Timbunan pasir dan batu sedang memenuhi lapangan kami, sebab sekolah
               akan direnovasi.
                   Pagi itu, kami senang sekali. Pak Guru mengenalkan kami pada permainan baru,
               yakni bola tangan. Sebagai pemula, kami hanya diberi tugas untuk latihan melempar
               dan menangkap bola. Sebagian besar sudah bisa melempar dan menangkap dengan
               baik. Namun, beberapa anak masih belum terbiasa. Aku salah satunya.
                   Setelah memberi waktu tambahan untuk murid-murid yang belum bisa melempar,
               pak guru memutuskan  untuk kembali  ke ruang guru. Sepertinya  akan  mengambil
               beberapa perkakas lainnya.  Saat  itulah, kami menguasai bola sepenuhnya. Kami
               gembira sekali, mendapatkan permainan baru.
                   Beberapa  mulai  berlari dan saling  mengejar  berebut bola. Beberapa  tertawa
               terkekeh-kekeh  melihat  temannya  dikerjai  teman yang lain. Sampai  tiba-tiba  bola
               meluncur di hadapanku, aku lekas mengambilnya. Sebelum dirampas teman yang lain,
               aku melemparkannya sekuat tenaga. Lemparanku jauh melenceng ke luar lapangan.
               Bola itu akhirnya mendarat ke atas kepala seorang petugas kebersihan. Aku ketakutan.
                   Pemuda itu memungut bola di sampingnya. Ia berjalan ke arah kami. Teman-teman
               berlarian masuk ke gedung sekolah. Takut bila orang itu mengamuk. Sementara aku
               tak bisa apa-apa. Ia makin mendekat. Dan, tersenyum.
                    “Kamu yang melemparnya?”
                   “Iya, bang.” jawabku setengah gemetar.
                   “Lemparan kamu sudah bagus, cuman belum fokus.”
                   Aku takjub mendengarnya yang malah mengajariku cara melempar. “Dulu, Kakak
               atlit bola tangan waktu SMA.” tandasnya.
                   Pak guru segera menghampiri kami. Pemuda itu ternyata kenal dengan Pak Guru, ia
               bekas murid di sekolah ini. Murid-murid segera dipanggil kembali ke tengah lapangan.
               Mereka bersorak-sorai sebab pemuda tadi tidak jadi marah. Di tengah kegembiraan
               teman-teman, aku berterima kasih telah diajar cara melempar yang baik.
                   “Terima kasih Kak. Saya juga mohon maaf tadi sudah salah sasaran.”
                   Pak guru dan teman-teman tertawa melihat saya yang salah tingkah. Pemuda itu
               tertawa lalu kembali ke rombongan petugas kebersihan lainnya.


                                                            *****













                                                           17
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34