Page 43 - E-Book Plantae
P. 43
3. Sphenopdsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)
Sphenopdsida sering disebut juga
paku ekor kuda (horsertail) karena
memiliki batang dengan strobilus di
ujungnya yang khas berbentuk
ulir/lingkaran sehingga menyerupai
Sumber: https://flickr.com (mikrofil) atau berbentuk sisik,
ekor kuda. Sporofitnya berdaun kecil
warnanya
transparan
agak
dan
tersusun melingkar pada batang.
Batang paku ekor kuda tumbuh tegak,
berongga, bercabang, serta beruas-ruas
dan tampak keras karena tersusun
oleh sel-sel dengan dinding sel
mengandung silika (sehingga dikenal
Strobilus juga sebagai scouring rushes atau
Sumber: https://flickr.com ampelas, yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok). Batang
Gambar 35. Equisetum ramossimum tersebut bersambung dengan akar
rimpang yang menjalar di dalam
tanah.
Tiap ujung batang/cabang dapat menghasilkan strobilus yang berisi 5-
10 sporangium. Pada sporangium ada yang menghasilkan spora dengan
bentuk dan ukuran yang sama, ada juga yang menghasilkan spora yang
berjenis jantan maupun betina sehingga paku ekor kuda disebut sebagai
paku peralihan. Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil dan
mengandung klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit ini ada yang
menghasilkan anteridium dan ada pula arkegonium. Pada umumnya,
Sphenopdsida berasal dari genus Equisetum yang memiliki sekitar 15
spesies, dengan ukuran tinggi tubuh rata-rata 1 m, tetapi ada pula yang
mencapai 4,5 m. Sebagian Sphenopdsida hidup di darat dan sebagian hidup
di rawa-rawa. Contoh paku ekor kuda antara lain Equisetum ramosissimum,
Equisetum arvense, dan Calamites (sudah punah).
34