Page 32 - Ujang baru
P. 32

36



                           6.  Minyak mawar (Oleum Rosae)

                               Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan

                               uap bunga segar Rosa gallica Linne, Rosa damascena Miller, Rosa alba

                               Linne,  Rosa  centifolia  Linne  dan  spesies  lainnya  (Fam.  Rosacae).
                               Pemeriannya  yaitu  airan  tidak  berwarna  atau  berwarna  kuning;  bau  dan

                               rasa  khas  bunga  mawar.  Pada  suhu  25°C  berupa  cairan  kental.  Jika

                               didinginkan perlahan berubah menjadi  masa hablur tembus  cahaya  yang

                               mudah  cair  pada  penghangatan.  Kelarutan  dari  minyak  mawar  ini  yaitu
                               satu mL dapat bercampur dengan satu ml kloroform P, tanpa kekeruhan.

                               Minyak mawar biasanya digunakan sebagai  parfum  atau pewangi  dalam
                               sediaan kosmetika (DepKes RI, 1986). Oleum rosae 1 ml setara dengan 20

                               tetes (DepKes RI, 1979).

                           7.  Aquadestilata
                               Aquadestilata  berbentuk  cairan,  tidak  berasa,  berwarna  jernih  atau  tidak

                               berwarna, dan tidak ebrbau. Aquadestilata memiliki berat molekul 18,02,
                                                      3
                                                                       0
                               bobot  jenis  1,00  gr/cm ,  titik  didih  100 C,  dan  pH  larutan  7.  Stabilitas
                               aquadestilata lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar. Senyawa

                               ini digunakan sebagai pelarut. Aquadest memiliki inkompatibilitas dengan
                               bahan  yang  mudah  terhidrolisis,  serta  material  organik  dan  kalsium

                               koloidal.  Selain  itu,  lebih  mudah  terurai  dengan  adanya  udara  dari  luar
                               (Rowe et al., 2009).


                        2.11  Evaluasi Sediaan Semisolida

                               Evaluasi sediaan dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang telah
                        dibuat sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan mencapai hasil yang maksimal.

                        Evaluasi  sediaan  dermatologi  termasuk  kosmetika  terdiri  dari  karakteristik  fisik
                        (homogenitas, tipe emulsi, daya sebar, daya lekat, viskositas, derajat pemisahan

                        fase), pH (Swastini, 2015; Arisanti, 2014), organoleptis (warna, bau, dan tekstur),
                        stabilitas  bahan  aktif,  stabilitas  bahan  tambahan,  distribusi  ukuran  partikel  fase

                        terdispersi, dan bioavaibilitas (Barry, 1983).
   27   28   29   30   31   32