Page 22 - Kelompok 4 _Modul
P. 22
Bahasa resmi penduduk Brunei adalah Melayu, juga bahasa Inggris dan
Tiongkok sebagai bahasa kedua. Lebih dari 60% penduduk Brunei memeluk
agama Islam. Sudah sejak dahulu Brunei merupakan kerajaan Islam. Setelah
pendudukan Jepang tahun 1941, Brunei kembali lagi menjadi daerah jajahan
Inggris. Pada tahun 1945, Brunei resmi menjadi persemakmuran Inggris
(sampai tahun 1984). Mulai tahun 1984, Brunei menjadi kesultanan, yang
dipimpin oleh seorang sultan. Kesultanan merupakan sistem ketatanegaraan
yang dianut. Sultan berperan sebagai simbol kenegaraan, juga berperan
sebagai pengambil kebijakan pemerintahan. Dengan demikian, seluruh
kekuasaan kesultanan terpusat pada seorang sultan. Sultan juga dianggap
sebagai orang yang paling tinggi kedudukannya. Titah sultan dianggap
sebagai berkah bagi rakyatnya. Pengabdian kepada raja merupakan
dambaan setiap rakyat Brunei. Agama terbesar kedua adalah Buddha, yaitu
12% dan disusul Kristen dengan jumlah 9%.
d. Perekonomian
Kegiatan perekonomian Brunei sebagian besar ditopang dari hasil
minyak dan gas bumi. Saat ini Brunei merupakan negara yang paling tinggi
dalam pendapatan perkapitanya di antara negara-negara Asia. Oleh karena
itu, Brunei dijuluki sebagai negara petro dolar Asia Tenggara. Daerah
pertambangan minyak bumi terdapat di Seria, lepas pantai Kuala Belait,
Ampar, dan Jerudong.
Industri utama kedua yang memberikan kontribusi bagi devisa negara
adalah tekstil, makanan dan minuman, serta bahan bangunan. Guna
memenuhi kebutuhan dalam negeri, Brunei melakukan impor mesin-mesin
dan peralatan transportasi dan bahan-bahan kimia. Pembangunan
transportasi meliputi darat, laut, dan udara.
e. Sumber Daya Alam
Minyak dan gas merupakan sumber daya alam andalan yang tersebar di
hampir seluruh wilayah Brunei. Perikanan merupakan sumber daya alam
kedua terbesar setelah minyak dan gas bumi. Sepanjang garis pantai utara
Brunei hampir disibukkan dengan kegiatan penangkapan ikan (Pantai Utara
dan Laut Cina Selatan). Kontribusi pertanian di Brunei terhadap kesejahteraan
penduduknya terbilang kecil. Meskipun pengelolaannya dalam jumlah yang
relatif kecil, dalam menggarap lahan pertanian Brunei sudah menerapkan
teknologi tinggi, yaitu dengan sistem intensifikasi pertanian. Hasil pertanian
yang banyak diusahakan adalah padi, sagu, dan ubi kayu.
15