Page 51 - Kelompok 4 _Modul
P. 51
Penduduk Vietnam berjumlah sekitar 91,7 juta jiwa pada tahun 2015,
dengan pertumbuhan 0%. Vietnam merupakan negara berpenduduk nomor
dua terbesar di Asia Tenggara setelah Indonesia. Secara etnis Vietnam
menjadi negara yang homogen di Asia Tenggara. ± 90% penduduknya orang
Vietnam. Meskipun begitu, terdapat banyak etnis minoritas, meskipun tidak
sebanyak di Myanmar dan Indonesia. Sekitar 85% dari 7 juta penduduk etnis
minoritas Vietnam termasuk etnis minoritas asli; wilayah tempat tinggal
mereka adalah barisan pegunungan Vietnam. Kelompok yang terbesar
adalah rumpun Thai dan Hmong. Berbeda dengan di Burma, etnis minoritas
di Vietnam tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menjadikan negara
bagiannya mempunyai kekuasaan. Ada sekitar 1 juta etnis China tinggal di
pusat kota di bagian selatan kota. Sejak kaum komunis mengambil alih
kekuasaan, orang-orang Tiongkok mendapat larangan keras
menggambarkan fakta bahwa etnis Tiongkok memainkan peranan dominan
pada sistem kapitalis komunis sebelum kaum komunis mengambil alih
kekuasaan.
d. Perekonomian
Produk domestik bruto (PDB) Vietnam mencapai titik tertinggi pada tahun
2014, yakni US $186,20 miliar (World Bank dari Tradingeconomics, 2015).
Pertumbuhan ekonomi Vietnam sejak tahun 2015 tumbuh 6,28%. Angka ini
menyaingi negara-negara lain di ASEAN. Banyak media memprediksi
Vietnam akan menaggantikan Tiongkok sebagai primadona di Asia. Tahun
2014, Vietnam adalah eksportir terbesar ke Amerika Serikat se-ASEAN.
Sementara itu, investasi asing di dalam negeri mengalami peningkatan
setiap tahunnya hingga sekarang. Berbagai produsen dunia saat ini banyak
yang memindahkan pabriknya dari China/Tiongkok ke Vietnam seperti
perusahaan raksasa elektronik asal Korea, Samsung Electronics.
Vietnam terus berusaha untuk memandu jalannya pembangunan ekonomi
melalui kebijakan Doi Moi yang menjamin perkembangan yang sehat dari
perekonomian dan pembangunan daerah yang seimbang. Namun demikian,
kebijakan ekonomi Vietnam ini melahirkan distribusi kekayaan yang tidak
merata, terutama di daerah pedesaan. Jutaan petani diusir dari tanah
mereka karena perluasan modal. Di tahun 1990-an, hampir semua
rumahtangga di perdesaan (91,8%) punya tanah. Di tahun 2010, hampir
seperempat dari mereka (22,5%) menjadi petani gurem dan tak bertanah.
Kebijakan upah murah menjadi salah satu penarik lainnya bagi para
44