Page 36 - EBOOK MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN_NADIYAH ADILAH PUTRI_17030204072
P. 36

Bio-Literacy


                                                                                           ARTIKEL I

                                 MENELISIK ANGKA DEFORESTASI PEMERINTAH

                                        (Sumber      : Forest Watch Indonesia; 2020)


                        Secara harfiah, deforestasi bisa diartikan sebagai kehilangan hutan. Sehingga
                 sangat  penting  untuk  mendudukkan  kembali  definisi  hutan  sebagai  dasar  dalam
                 memahami deforestasi. Di dalam Undang-undang  kehutanan, disampaikan bahwa
                 hutan merupakan karunia dan amanat Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan
                 kepada bangsa Indonesia. Sebuah anugerah yang tidak ternilai, karena hutan telah
                 tumbuh dan berkembang secara alami di daratan Indonesia tanpa bangsa ini harus
                 berupaya untuk menanam ataupun memeliharanya. Lebih lanjut disebutkan dalam
                 Undang-undang No 41 tahun 1999 pada pasal satu angka dua, “hutan adalah suatu

                 kesatuan  ekosistem  berupa  hamparan  lahan  berisi  sumber  daya  alam  hayati  yang
                 didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
                 lainnya  tidak  dapat  dipisahkan.”  Dengan  demikian,  mendefinisikan  hutan
                 seyogyanya  tidak  hanya  mengartikannya  hanya  sebagai  sekumpulan  pepohonan,
                 tetapi  juga  peran  dan  fungsinya  sebagai  salah  satu  penentu  sistem  penyangga
                 kehidupan dan bahkan juga menjadi ruang hidup bagi seluruh makhluk hidup tidak

                 terkecuali manusia.

                        Sehubungan  dengan  isu  perubahan  iklim  global,  bahwa  Indonesia  telah
                 mengesahkan  Konvensi  Kerangka  Kerja  Perserikatan  Bangsa-Bangsa  Mengenai
                 Perubahan  Iklim  melalui  Undang  Undang  No  6  tahun  1994.  Dan  bahwa  kegiatan
                 aforestasi  dan  reforestasi  mempunyai  kontribusi  terhadap  penyerapan  karbon
                 dioksida  untuk  menurunkan  efek  rumah  kaca  melalui  Mekanisme  Pembangunan
                 Bersih  (MPB).  Melalui  Permenhut  no  14  tahun  2004  tentang  Aforestasi  dan

                 Reforestasi  dalam  kerangka  Mekanisme  Pembangunan  Bersih  (MPB),  hutan
                 didefinisikan  sebagai  lahan  yang  luasnya  minimal  0,25  ha  dan  ditumbuhi  oleh
                 pohon dengan persentasi penutupan.

                        Tajuk  minimal  30%  yang  pada  akhir  pertumbuhan  mencapai  ketinggian

                 minimal  5  meter.  Definisi  ini  secara  teknis  lebih  operasional  dalam  rangka

                 mengidentifikasi  tutupan  hutan  dan  menghitung  besaran  stok  karbon,  serapan
                 dengan

                                                             27
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41