Page 150 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 150
Jatuhnya Masjid Raya Baiturrahman dan istana sultan, Belanda menyatakan
bahwa Aceh Besar telah menjadi daerah kekuasaan Belanda. Para ulebalang,
ulama dan rakyat tidak ambil pusing dengan pernyataan Belanda. Mereka
kemudian mengangkat putra mahkota Muhammad Daud Syah sebagai Sultan
Aceh. Tetapi karena masih di bawah umur, maka diangkatlah Tuanku Hasyim
Banta Muda sebagai wali atau pemangku sultan sampai tahun 1884. Pusat
pemerintahan di Indrapuri (sekitar 25 km arah tenggara dari pusat kota).
Semangat untuk melanjutkan perang terus menggelora di berbagai tempat.
Pertempuran dengan Belanda semakin meluas ke daerah hulu. Sementara
itu, tugas van Swieten di Aceh dipandang cukup. Ia digantikan oleh Jenderal
Pel. Sebelum Swieten meninggalkan Aceh, ia mengatakan bahwa pemerintah
Hindia Belanda akan segera membangun kembali masjid raya yang telah
dibakarnya. Tentu hal ini dalam rangka menarik simpati rakyat Aceh.
Para pejuang Aceh tidak mengendorkan semangatnya. Di bawah pimpinan
ulebalang, ulama, dan ketua adat, rakyat Aceh terus mengobarkan perang
melawan Belanda. Semangat juang semakin meningkat seiring pulangnya
Habib Abdurrahman dari Turki pada tahun 1877. Tokoh ini kemudian
menggalang kekuatan bersama Tengku Cik Di Tiro. Pasukannya terus
melakukan serangan-serangan ke pos-pos Belanda. Kemudian Belanda
menambah kekuatannya sehingga dapat mengalahkan serangan – serangan
yang dilakukan pasukan Habib Abdurrahman dan Cik Di Tiro. Di bawah
pimpinan Van der Heijden, Belanda berhasil mendesak pasukan Habib
Abdurrahman, bahkan Habib Abdurrahman akhirnya menyerah kepada
Belanda. Sementara Cik Di Tiro mundur ke arah Sigli untuk melanjutkan
perlawanan. Belanda berhasil menguasai beberapa daerah seperti Seunaloh,
Ansen Batee.
c) Perang Sabil
Tahun 1884 merupakan tahun yang sangat penting, karena Muhammad
Daud Syah telah dewasa maka secara resmi dinobatkan sebagai sultan
dengan gelar Sultan Ala’uddin Muhammad Daud Syah bertempat di Masjid
Indrapuri. Pada waktu upacara penobatan ini para pemimpin Perang Aceh
seperti Tuanku Hasyim, Panglima Polim, Tengku Cik Di Tiro memproklamirkan
“Ikrar Prang Sabi” (Perang Sabil). Perang Sabil merupakan perang melawan
kaphee Beulanda (kafir Belanda), perang suci untuk membela agama, perang
142 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1