Page 146 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 146
7. Perang Aceh
Kita sering mendengar tentang Aceh. Apa yang kamu ketahui tentang Aceh?
Ya, yang segar diingatan kita yakni peristiwa tsunami pada 26 Desember
2004. Tsunami itu terjadi karena adanya gempa bumi yang begitu dahsyat
dengan kekuatan 9,3 skala Richter terletak di Samudra Indonesia, kurang
lebih 160 km sebelah barat Aceh pada kedalaman 10 km. Tsunami itu telah
meluluhlantakkan Aceh. Nah, peristiwa tsunami ini bisa dikatakan sebagai
peringatan Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita lebih berhati-hati untuk
menjaga lingkungan dan tidak sembarang melakukan reklamasi pantai.
Di samping tsunami apa lagi yang kamu tahu tentang Aceh? Oh, ya mungkin
kamu juga pernah mendengar Aceh dikenal sebagai Serambi Mekah.
Mengapa? Aceh merupakan daerah pertama masuknya Islam di Nusantara.
Aceh juga pernah menjadi kerajaan Islam yang mendapat pengakuan dari
Syarif Mekah atas nama Khalifah Turki. Aceh juga pernah menjadi pangkalan/
pelabuhan haji untuk seluruh Nusantara. Orang-orang Indonesia yang naik
haji ke Mekah dengan kapal laut, sebelum mengarungi Samudra Indonesia,
tinggal beberapa bulan di Banda Aceh. Oleh karena itu, Aceh mendapat
julukan “Serambi Mekah”.
Sungguh Aceh ibarat Serambi Mekah merupakan daerah dan kerajaan yang
berdaulat. Rakyat bebas beraktivitas, beribadah, dan berdagang dengan siapa
saja, di mana saja. Tetapi kedaulatan mulai terganggu karena keserakahan
dan dominasi Belanda. Dominasi dan kekejaman penjajahan Belanda ini
telah berimbas ke Aceh sehingga melahirkan “Perang Aceh”, perangnya
para pejuang untuk berjihad melawan kezaliman kaum penjajah pada tahun
1873 - 1912.
a) Mengapa dan Apa Latar Belakang Perang di Aceh itu?
Aceh memiliki kedudukan yang strategis. Aceh menjadi pusat perdagangan.
Daerahnya luas dan memiliki hasil penting seperti lada, hasil tambang, serta
hasil hutan. Karena itu dalam rangka mewujudkan Pax Neerlandica, Belanda
sangat berambisi untuk menguasai Aceh. Kita tahu sejak masa VOC, orang-
orang Belanda itu ingin menguasai perdagangan di Aceh, begitu juga zaman
pemerintahan Hindia Belanda. Namun, di sisi lain orang-orang Aceh dan para
138 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1