Page 143 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 143

Tetapi melihat kelicikan Belanda,  Pangeran Hidayatullah menilai bujukan
                       itu merupakan tipu daya Belanda. Oleh karena itu, Pangeran Hidayatullah
                       memilih bersama rakyat untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda.

                       Sementara itu pasukan Antasari sudah bergerak menyerbu pos-pos Belanda
                       di Martapura. Perlawanan Antasari dengan cepat mendapat dukungan dari
                       para ulama dan punggawa kerajaan yang sudah muak dengan kelicikan dan
                       kekejaman Belanda. Bulan Agustus 1859, Antasari bersama pasukan Haji
                       Buyasin, Kiai Langlang,  Kiai Demang Lehman berhasil menyerang benteng
                       Belanda di Tabanio. Kemudian pasukan Surapati berhasil menenggelamkan
                       kapal Belanda, Onrust, dan merampas senjata yang ada di kapal tersebut
                       di Lontotuor, Sungai Barito Hulu. Dengan demikian, Perang Banjar semakin
                       meluas.


                       Memasuki bulan Agustus-September tahun 1859 pertempuran rakyat Banjar
                       terjadi di tiga lokasi, yakni di sekitar Banua Lima, sekitar Martapura dan Tanah
                       Laut,  serta  sepanjang  Sungai  Barito.  Pertempuran  di  sekitar  Banua  Lima
                       dipimpinan oleh Tumenggung Jalil. Pertempuran di sekitar Martapura dan
                       Tanah Laut dipimpin oleh Demang Lehman. Sementara itu, pertempuran di
                       sepanjang Sungai Barito dikomandani oleh Pangeran Antasari. Kiai Demang
                       Lehman yang berusaha mempertahankan benteng Tabanio diserbu tentara
                       Belanda. Pertempuran sengit terjadi dan banyak membawa korban. Sembilan
                       orang  serdadu  Belanda  tewas.  Belanda  kemudian  meningkatkan  jumlah
                       pasukannya.  Benteng  Tabanio  berhasil  dikepung  oleh  Belanda.  Demang
                       Lehman dan pasukannya dapat meloloskan diri. Demang Lehman kemudian
                       memusatkan kekuatannya di benteng pertahanan di Gunung Lawak, Tanah
                       Laut.  Benteng  ini  juga  diserbu  tentara  Belanda.  Setelah  bertahan  mati-
                       matian, akhirnya Demang Lehman meninggalkan benteng itu karena sudah
                       banyak  pengikutnya  yang  menjadi  korban.  Kekalahan  Demang  Lehman
                       di benteng Gunung Lawak tidak memupuskan semangat juang melawan
                       Belanda sebab mereka yakin perang ini merupakan perang sabil.

                       Pada  bulan  September  Demang  Lehman  dan  para  pemimpin  lain  seperti
                       Tumenggung  Jalil  dan  Pangeran  Muhammad  Aminullah  meninggalkan
                       medan pertempuran di Tanah Laut menuju Kandangan untuk mengadakan
                       perundingan  dengan  tokoh-tokoh  pejuang  yang  lain.  Pertemuan  di
                       Kandangan menghasilkan kesepakatan yang intinya para pemimpin pejuang
                       Perang  Banjar  menolak  tawaran  berunding  dengan  Belanda,  dengan
                       merumuskan beberapa siasat perlawanan sebagai berikut:






                                                                                          135
                                                                             Sejarah Indonesia
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148