Page 138 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 138

yang terdampar di Pantai Kusumba Klungkung tetap dirampas oleh kerajaan.
                 Hal ini menimbulkan amarah dari Belanda. Belanda kemudian mengeluarkan
                 ultimatum agar raja-raja di Buleleng, Klungkung, dan Karangasem mematuhi
                 dan melaksanakan isi perjanjian yang telah ditandatangani.


                 Raja-raja  di  Bali  tidak  menghiraukan  ultimatum  Belanda itu.  Rakyat justru
                 dipersiapkan untuk melawan kekejaman Belanda. Raja Buleleng kemudian
                 mengirim kurir untuk meminta bantuan pasukan dari kerajaan-kerajaan lain
                 di Bali sehingga datang pasukan tambahan dari Klungkung, Karangasem,
                 dan Mengwi. Belanda mengetahui bahwa Raja Buleleng membangkang dan
                 Patih Ketut Jelantik terus memperkuat pasukannya.

                 Belanda terus meningkatkan kekuatannya untuk menghadapi hal tersebut.
                 Pada tanggal 7 dan 8 Juni 1848, bala bantuan Belanda mendarat di Pantai
                 Sangsit.  Tanggal  8  Juni  serangan  Belanda  terhadap  Benteng  Jagaraga
                 dimulai.  Sebagai  pemimpin  tentara  Belanda  antara  lain:  J.  van  Swieten,
                 Letkol Sutherland. Benteng Jagaraga terus dihujani meriam. Namun pasukan
                 Buleleng  di  bawah  pimpinan  Ketut  Jelantik  yang  dibantu  isterinya,  Jero
                 Jempiring mampu mengembangkan pertahanan dengan gelar-supit urang
                 sehingga dapat menjebak pasukan Belanda. Lima orang opsir dan 74 orang
                 serdadu dapat ditewaskan ditambah lagi tujuh opsir dan 98 serdadu Belanda
                 luka-luka. Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur.

                 Kekalahan  Belanda  itu  cukup  menyakitkan  perasaan  pimpinan  Belanda
                 di  Batavia.  Oleh  karena  itu,  dipersiapkan  pasukan  yang  lebih  kuat  untuk
                 melakukan  pembalasan.  Awal  April  1849  telah  datang  kesatuan  serdadu
                 Belanda dalam jumlah besar menuju ke Jagaraga. Pada tanggal 15 April 1849
                 semua  kekuatan  Belanda  dikerahkan  untuk  menyerang  Jagaraga.  Dalam
                 tempo dua hari, yakni tanggal 16 April sore hari semua kekuatan di Jagaraga
                 dapat  dilumpuhkan  oleh  Belanda.  Keruntuhan  Benteng  Jagaraga  menjadi
                 pertanda lenyapnya kedaulatan rakyat Buleleng. Raja Buleleng diikuti I Gusti
                 Ketut Jelantik dan Jero Jempiring menyingkir ke Karangasem. Tetapi mereka
                 tertangkap dan terbunuh dalam upaya untuk mempertahankan diri.


                 Dengan terbunuhnya Raja Buleleng dan Patih Ketut Jelantik maka jatuhlah
                 Kerajaan Buleleng ke tangan Belanda. Menyusul kemudian bulan Mei 1849
                 Karangasem  berhasil  ditaklukkan,  berikutnya  Kusumba  (Klungkung)  jatuh
                 pula ke tangan Belanda. Meskipun demikian, Belanda tidak mudah untuk
                 menguasai Pulau Bali. Pertempuran demi pertempuran masih terus terjadi.
                 Tahun 1906 terjadi Perang Puputan di Badung. Dua tahun kemudian Perang
                 Puputan meletus di Klungkung.



                 130    Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143