Page 144 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 144
1) pemusatan kekuatan perlawanan di daerah Amuntai;
2) membuat dan memperkuat pertahanan di Tanah Laut, Martapura,
Rantau dan Kandangan;
3) Pangeran Antasari memperkuat pertahanan di Dusun Atas; dan
4) mengusahakan tambahan senjata.
Dalam pertemuan itu semua yang hadir mengangkat sumpah untuk berjuang
mengusir penjajah Belanda dari bumi Banjar tanpa kompromi : “Haram
Manyarah Waja sampai Kaputing”. Para pejuang tidak akan menyerah
sampai titik darah yang penghabisan.
Setelah pertemuan itu perlawanan terus berkobar di berbagai tempat. Untuk
menghadapi berbagai serangan itu Belanda juga terus memperkuat pasukan
dan membangun benteng-benteng pertahanan seperti di Tapin, memperkuat
Benteng Munggu Thayor, serta Benteng Amawang di Kandangan. Demang
Lehman berusaha menyerang Benteng Amawang tersebut, tetapi gagal.
Setelah itu, Demang Lehman dan pasukannya mundur menuju daerah
Barabai untuk memperkuat pertahanan pasukan Pangeran Hidayatullah.
Perlu diketahui bahwa Pangeran Hidayatullah meninggalkan Martapura dan
berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, yang diikuti pasukannya ia
berangkat ke Amuntai. Meskipun tidak dengan perangkat kebesaran, oleh
para ulama dan semua pengikutnya, Hidayatullah diangkat sebagai sultan.
Setelah itu Sultan Hidayatullah menyatakan perang jihad f sabilillah terhadap
orang-orang Belanda. Dalam gerakannya menuju Amuntai pasukannya
melakukan serangan ke pos-pos Belanda.
Gerakan perlawanan Pangeran Hidayatullah kemudian dipusatkan di
Barabai. Datanglah kemudian pasukan Demang Lehman untuk memperkuat
pasukan Hidayatullah. Menghadapi pasukan gabungan itu Belanda di bawah
G.M. Verspyck mengerahkan semua kekuatan pasukan yang ada. Pasukan
infanteri dari Batalion VII, IX, XIII semua dikerahkan, ditambah 100 orang
petugas pembawa perlengkapan perang dan makanan. Juga mengerahkan
kapal-kapal perang dari Suriname, Bone, dan kapal-kapal kecil. Terjadilah
pertempuran sengit. Dengan seruan “Allahu Akbar” pasukan Hidayatullah
dan Demang Lehman menyerbu menghadapi kekuatan tentara Belanda.
Mereka dengan penuh keberanian menghadapi musuh karena yakin mati
dalam perang ini adalah syahid. Tetapi kekuatan tidak seimbang, pasukan
Belanda lebih unggul dari jumlah pasukan maupun senjata, maka Hidayatullah
136 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1