Page 38 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 38

4).    VOC  melakukan  campur  tangan  (intervensi)  terhadap  kerajaan-
                       kerajaan  di  Nusantara,  terutama  menyangkut  usaha  pengumpulan
                       hasil  bumi  dan  pelaksanaan  monopoli,  serta  melakukan  intervensi
                       dalam pergantian penguasa lokal;
                 5).    Lembaga-lembaga  pemerintahan  tradisional/kerajaan  masih  tetap
                       dipertahankan  dengan  harapan  bisa  dipengaruhi/dapat  diperalat,
                       kalau tidak mau baru diperangi;


                 Cara-cara seperti monopoli, intervensi dan politik adu domba itu kemudian
                 menjadi  kebiasaan VOC dan pemerintah kolonial Belanda dalam  melestarikan
                 penjajahannya di Indonesia.

                 Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan
                 di  Nusantara,  pada  tahun  1623  J.P.  Coen  kembali  ke  negeri  Belanda.  Ia
                 menyerahkan  kekuasaannya  kepada  Pieter  de  Carpentier.  Tetapi  oleh
                 pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia. Akhirnya
                 pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai
                 Gubernur  Jenderal  untuk  jabatan  yang  kedua  kalinya.  J.P.  Coen  semakin
                 congkak dan kejam dalam menjalankan kekuasaannya di Nusantara. Berbagai
                 bentuk tindakan kekerasan, tipu muslihat dan politik  devide et impera terus
                 dilakukan. Rakyat pun semakin menderita. Pada masa jabatan yang kedua
                 J.P. Coen ini pula terjadi serangan tentara Mataram di bawah Sultan Agung
                 ke Batavia.(akan dibahas pada bab II).



                 »   Tahukah kamu, apa yang dimaksud politik devide et impera?
                       bagaimana praktiknya yang dilakukan VOC, sehingga daerah
                       kekuasaan VOC bertambah luas. Jelaskan secara logis dan
                       sistematis!


                 Batavia senantiasa memiliki posisi yang strategis. Batavia dijadikan markas
                 besar VOC. Semua kebijakan dan tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan
                 dari  markas  besar  VOC  di  Batavia.  Selain  itu  Batavia  juga  terletak  pada
                 persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional.
                 Batavia  menjadi  pusat  perdagangan  dan  jalur  yang  menghubungkan
                 perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, kemudian
                 juga menghubungkan dengan Nusantara bagian timur. Apalagi Nusantara
                 bagian  timur  ini  menjadi  daerah  penghasil  rempah-rempah  yang  utama,
                 maka  posisi  Batavia  yang  berada  di  tengah-tengah  itu  menjadi  semakin
                 strategis dalam perdagangan rempah-rempah.




                 30     Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43