Page 336 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan (z-lib.org)_Neat
P. 336

gungjawaban pada para jenderal di komando pusat adalah tanggung
                 jawabnya, dan jika ada salah seorang saja berani membunuh laki-laki
                 itu, ia tak akan segan-segan membunuh pem bunuh tersebut dengan
                 revolvernya sendiri (sambil mem per li hat kan senjata itu). Ia akan mem-
                 bunuh keluarga pembunuh tersebut tanpa sisa: anak, istri, dan orang
                 tua dan mertua, kakak serta bahkan ke ponakan, sepupu, paman dan
                 bibi mereka.
                    Perintahnya demikian tegas dan tak seorang pun berani mem bantah
                 meskipun otak mereka masih sempat bertanya-tanya apa yang terjadi.
                 Tapi ketika Sang Shodancho hendak pulang kembali ke rumah, ia
                 berdiri di gerbang dan menoleh pada para prajurit yang telah tak tidur
                 sepanjang malam untuk menanti kesempatan eksekusi tersebut. Lama
                 Sang Shodancho memandang mereka sebelum berkata:
                    ”Kalian boleh menghajarnya, namun sekali lagi, jangan sampai mati.
                 Pukul tujuh pagi ia sudah harus dibebaskan.”
                    Dan ia segera pulang.
                    Di rumah ia mendapati istrinya berbaring telanjang di atas tem-
                 pat tidur mereka, persis sebagaimana Maman Gendeng me ne mu kan
                 Maya Dewi beberapa waktu sebelumnya. Udara terasa begitu hangat
                 dan menyegarkan meskipun di luar musim hujan membuat segalanya
                 membeku. Melalui lampu tidur yang berpendar ia melihat lekuk tubuh
                 perempuan yang telah begitu ia kenal, lekuk demi le kuk. Kini perempu-
                 an itu berumur dua puluh satu tahun, sangat matang dan menggoda.
                    Dan Sang Shodancho segera menyadari kamar itu telah dihias
                 me  nye rupai kamar pengantin. Segalanya menampilkan warna kuning
                 kegemaran Alamanda: dari seprei, selimut hingga kelambu. Ada bunga
                 anggrek dan sedap malam pada vas bunga di meja pojok dan wanginya
                 begitu menyegarkan di hidung. Ini seperti sajian hebat malam pengan tin,
                 dengan kamar pengantin, bagaikan pesta yang terlambat lima tahun.
                    Sang Shodancho dengan sikap malu-malu seorang pengantin baru,
                 berbeda dari kebiasaannya yang serba tergesa-gesa, membuka pakaian-
                 nya perlahan-lahan. Kemudian malam pengantin yang terlambat lima
                 tahun itu pun dimulai, diikuti bulan madu yang romantis dan hangat
                 luar biasa. Mereka bercinta malam itu dengan begitu liar dan dahsyat,
                 ber mula di atas tempat tidur warna kuning tersebut, lalu bergeser ke

                                             329





        Cantik.indd   329                                                  1/19/12   2:33 PM
   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340   341