Page 342 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan (z-lib.org)_Neat
P. 342

membuatkannya ayunan dari anyaman tali yang diikatkan dari satu
                 pohon kamboja ke pohon kamboja lainnya, dan istrinya bisa berbaring
                 di sana sambil memejamkan mata dibuai angin se mentara tubuhnya
                 terayun-ayun ringan.
                    Suatu ketika hal itu menjadi malapetaka. Ketika usia kehamilan-
                 nya mencapai enam bulan, ia tertidur di ayunan tersebut. Dalam satu
                 mim pi buruk yang mengguncangkan, ia terlonjak dan terpelanting
                 jatuh. Perempuan itu mengalami pendarahan, dan sebelum Kamino
                 yang mendengar suara bergedebuk sampai di tempatnya, ia telah mati.
                    Betapa sedihnya lelaki itu: ia kehilangan istri sekaligus bakal anak-
                 nya. Ia akan melalui hari-hari sepi yang sama sebagaimana telah ia lalui
                 bertahun-tahun. Tapi ini akan berbeda, kesepiannya akan jauh lebih
                 menyedihkan, sebab ia pernah memiliki hari-hari penuh kebahagiaan
                 dengan harapan akan punya anak. Ia mengurus sendiri pemakaman
                 istrinya, hanya memberitahu satu dua tetangga dise babkan rasa sedih-
                 nya sehingga ia tak sanggup memberitahu lebih banyak orang. Ia me-
                 mandikan istrinya dengan penuh kasih sayang, dalam kesedihan yang
                 menyayat, dan menyalahkan dirinya karena telah membuat ayunan tali
                 tersebut. Ia bahkan menyalatkan jenazah itu sendirian pula. Rumah
                 penggali kubur itu memiliki cukup banyak stok kain kafan, maka ia
                 mu lai membungkus sendiri istrinya dengan kain kafan. Di sore hari ia
                 mulai mencangkul kuburan istrinya, persis di samping kuburan Mua-
                 li min sebab ia tahu itulah yang tentunya diinginkan Farida. Ketika
                 malam datang, penggalian itu selesai. Dengan air mata bercucuran, ia
                 membopong mayat is trinya dan meletakkannya di ceruk kecil di dasar
                 galian. Mulai menutupinya dengan papan-papan kecil. Ketika ia mulai
                 menguruk kembali lubang tersebut dengan tanah, tangisannya semakin
                 pecah dalam ledakan yang memilukan.
                    Ia tak tidur malam itu, bagaimanapun. Seperti Farida ketika meng-
                 hadapi kematian ayahnya, Kamino hanya duduk di samping kuburan
                 istrinya tanpa beranjak sedikit pun. Tubuhnya masih berlepotan tanah
                 galian, dan cangkul bahkan masih berdiri di sam ping nya. Sampai
                 tiba-tiba ia mendengar tangisan kecil. Tangisan se orang bocah, tidak,
                 seorang bayi. Ia menoleh ke sana-kemari, tapi tak melihat seorang pun.
                 Ia mulai berpikir bahwa itu gangguan dari hantu-hantu kuburan. Tapi

                                             335





        Cantik.indd   335                                                  1/19/12   2:33 PM
   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346   347